BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bogor membutuhkan waktu agar pembangunan rumah tahan gempa di kelurahan Pamoyanan, Kota Bogor, layak dihuni 38 warga terdampak bencana dari Kelurahan Empang.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, proses pembangunan harus dilakukan secara bertahap.
“Jadi artinya kelihatannya masih membutuhkan waktu untuk benar-benar layak untuk dihuni para korban relokasi Empang,” ucap Dedie saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (27/2/2024).
Baca juga: Masih Ada Kendala, 38 Rumah Tahan Gempa di Bogor Belum Tentu Bisa Dihuni pada April 2024
Pembangunan rumah tahan gempa itu ditargetkan rampung pada April 2024.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemasangan listrik dan air.
Dedie mengatakan, instalasi listrik dan air membutuhkan banyak waktu.
Saat ini, pihak PDAM masih memetakan jalur pipa sekunder dan PLN masih menghitung berapa jumlah tiang dan gardu listrik yang dibutuhkan di lokasi.
“Pihak PDAM harus menganggarkan, pihak PLN juga tentu menganggarkan karena memang kebutuhannya juga cukup besar,” ujar dia.
Baca juga: 38 Rumah Tahan Gempa di Bogor Bisa Digunakan Mulai April 2024
Apabila semua sudah terselesaikan, Dedie tidak akan menunda proses relokasi.
“Kita berkeinginan segera mereka bisa kita pindahkan,” ujar dia.
Pembangunan rumah tahan gempa diperuntukkan bagi warga korban bencana pada Maret 2023 di Kelurahan Empang, Kelurahan Lawanggintung, dan Kelurahan Batutulis.
Sebanyak 38 unit rumah itu dibangun di lahan seluas 7.000 meter persegi.
Pembangunannya menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB tahun anggaran 2024 sebesar Rp 4,3 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.