Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Warung Nasi Ingin Dilibatkan jika Program Makan Gratis Terealisasi

Kompas.com - 29/02/2024, 05:03 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Beberapa pemilik warung nasi berharap bisa dilibatkan untuk menyuplai makanan dalam program makan gratis yang diusung pasangan calon capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut dia, hal ini akan sangat membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan penjualan.

"Kalau nanti paslon terkait terpilih dan program benaran dilaksanakan dengan melibatkan UMKM, itu bakal membantu kami. Terutama untuk warung yang sepi, baru merintis, atau warung dengan rata-rata omzet kecil," kata pemilik Warteg Anda, Aji (26), saat ditemui Kompas.com di Depok, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Anggaran Makan Gratis Rp 15.000 Per Anak, Pemilik Warung Nasi: Yang Penting Asupan Gizi Terpenuhi

Aji sudah beberapa kali melayani pesanan dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, ia mengaku siap jika dilibatkan dalam program makan gratis untuk anak tersebut.

"Untuk hal serupa, warteg saya juga pernah siapin nasi kotak untuk mandor bangunan, jadi bantu buat anak sekolah bukan hal baru lagi," ungkap Aji.

Hal senada juga disampaikan pemilik warung nasi di Margonda, Depok, bernama Nung (38).

"Dengan kondisi yang lagi susah, harga pangan naik-turun, pemasukan berkurang, tentu saya mau untuk dilibatkan di program ini buat dongkrak keuangan rumah," kata dia.

Nung tidak berkeberatan jika harus menyiapkan paket nasi untuk anak sekolah selama lima hari penuh.

Baca juga: Program Makan Gratis Rp 15.000, Dapat Apa Saja di Warteg?

"Kan kalau memang saya bisa terlibat, berarti harus masak buat program ini full Senin hingga Jumat, saya masih sanggup sih," jelas Nung.

Namun, Nung berharap masalah perjanjian kerja sama dan pembayaran dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

"Saya bicara gini karena sudah beberapa kali ngalamin ada orang pesan, baru bayar setengah terus orangnya hilang. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau pemerintah juga bisa melakukan hal seperti ini," tutur Nung.

"Intinya, sekarang tuh ada uang ada barang," imbuh dia.

Hal senada juga dilontarkan Aji.

"Bukannya kami (pihak warteg) enggak percaya, tapi kalau membayangkan energi dan waktu yang dihabiskan untuk masak sejak dini pagi, tapi misal uang nombok enggak balik, kan jadi masalah baru," imbuh dia.

Baca juga: Anggaran Makan Siang Gratis Rp 15.000 Per Anak, Dapat Apa Saja jika Makan di Warteg?

Sebagai informasi, pemerintah akan menganggarkan Rp 15.000 untuk setiap porsi makan siang gratis di luar susu yang nantinya juga akan diberikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, anggaran sebesar Rp 15.000 per anak didapat dari pelaksanaan uji coba atau pilot project yang telah dilakukan sebelumnya.

"Kita kan sudah membuat pilot project, nanti kita lihat lagi," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Kantor Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com