JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pengusaha di bidang konveksi dan event organizer di Cakung, Jakarta Timur, Nurul Syaifudin mengaku tidak stres meski usahanya sempat terpuruk akibat Pandemi Covid-19 pada tahun 2019 silam.
"Enggak stres karena punya iman, kalau enggak ada iman sudah stres, dan mungkin pindah alam," ucap Nurul ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (3/2/2024).
Nurul merintis usaha konveksi bersama keluarganya kurang lebih selama 15 tahun. Namun, kehadiran Pandemi Covid-19 saat itu, membuat usahanya tutup sementara.
"Pernah kami tutup sementara karena kondisi pandemi Covid yang sangat tinggi," sambung Nurul.
Baca juga: DMI Bakal Gelar Muktamar Ke-VIII Setelah 2 Tahun Tertunda Gara-gara Covid-19
Menurut dia, usaha konveksinya bisa terpuruk di tengah Pandemi Covid-19, karena diterapkannya program Belajar dari Rumah (BDR), sehingga siswa tidak membutuhkan seragam.
Begitu pula dengan perkantoran yang harus membuat kebijakan work form home untuk karyawannya, sehingga tidak membutuhkan seragam lagi.
Kondisi tersebut yang membuat omset konveksi Nurul merosot drastis. Padahal menurutnya, banyak perusahaan yang setidaknya satu tahun sekali menggunakan jasa konveksinya untuk membuat seragam.
"Padahal setiap tahun sekali pasti ada. Tapi, karena Pandemi Covid-19 maka biaya untuk pembuatan seragam dialokasikan untuk pengobatan dan pemulihan," ungkapnya.
Baca juga: Sentil Andhi Pramono Terima Rp 80 Juta Saat Terpapar Covid-19, Jaksa KPK: Sakit Saja Dapat Uang
Bukan hanya usaha konveksinya yang merosot, usaha event organizer Nurul juga terpuruk akibat Pandemi Covid-19.
"Datangnya Pandemi Covid-19 membuat usaha kami terpuruk terutama di bidang event organizer, karena kebijakan dari Pemerintah di mana sekolahan atau perusahaan dilarang untuk mengadakan acara berkumpul," kata Nurul lebih detail.
Meski begitu, Nurul tak pantang menyerah. Di tengah kasus Pandemi Covid-19 yang mulai mereda, ia coba untuk bangkit dengan memproduksi produk sendiri berupa masker.
"Kami akhirnya membuat produk sendiri yang kami jual langsung ke konsumen," kata dia.
Berkat inovasi tersebut, di tahun 2023 keadaan usaha Nurul mulai membaik, dan mengalami kenaikan omset hingga 40%.
Saat ini, Nurul mulai mempekerjakan lagi para karyawannya, meski belum semua.
"Sekrang karyawannya lima orang, karena masih masa pemulihan," ucap Nurul sambil menutup wawancara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.