Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Lumpuhnya Perjalanan KRL akibat Pohon Tumbang, Pakar: PT KAI Tak Bisa Jalan Sendiri

Kompas.com - 04/03/2024, 17:43 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan penumpang panik saat salah satu rangkaian KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung tertimpa pohon tumbang di rel pada Jumat (1/3/2024).

Pohon itu tumbang di rel antara Stasiun Pondok Ranji dan Stasiun Kebayoran, Jumat (1/3/2024) petang, tepat pada jam pulang kerja para karyawan.

Gangguan jalur KRL ini seketika melumpuhkan perjalanan dan menelantarkan ratusan penumpang di peron atau stasiun hingga berjam-jam.

Baca juga: KAI Akan Pangkas 3.025 Pohon Rawan Tumbang Dekat Rel, Prioritas di Jalur KRL

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang berujar, sebetulnya kasus pohon tumbang itu merupakan force majeure karena sulit dihindari.

Untuk itu, kata dia, jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu memberikan perhatian khusus, terlebih dalam menghadapi musim penghujan ini.

"Harus rutin memeriksa kira-kira pohon yang rawan atau rentan. Itu sebaiknya dipangkas karena ini musim hujan yang sangat rentan teradap pohon tumbang," ucap Deddy kepada Kompas.com, Senin (4/3/2024).

Terlebih, kata dia, sebagian besar pohon yang ada di pinggir jalan sekitar rel merupakan domain Pemprov DKI Jakarta,

"Ruang milik jalan itu banyak pohon-pohon di sepanjang Palmerah-Kebayoran itu, Pemprov DKI juga harus tanggung jawab," kata dia.

Baca juga: Rapuhnya Jalur KRL Kita...

Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana menilai gangguan kereta seperti pohon tumbang ataupun kawat kasur berpegas tersangkut adalah faktor eksternal yang sulit diantisipasi.

Hal ini, kata dia, terjadi karena kurang sterilnya jalur kereta api. Untuk itu, Aditya menambahkan, juga perlu adanya faktor 3E dalam permasalahan kereta tersebut.

"Yaitu education, engineering, dan (law) enforcement," ucap Aditya kepada Kompas.com.

Menurut dia, masyarakat sekitar jalur kereta juga perlu diedukasi agar tidak beraktivitas atau meletakkan atau membuang benda sembarangan.

Salah satu cara yang paling teknis, ucap Aditya, adalah dengan membuat pagar yang rapat di sekitar jalur kereta.

Baca juga: Perjalanan KRL Terganggu karena Pohon Tumbang, Penumpang Telantar di Stasiun Tanah Abang

"Selain itu, kerjasama dengan dinas pertanaman untuk penebangan pohon yang besar atau tinggi dan membahayakan di lintasan jalur kereta," kata dia.

Kemdian, Aditya berujar juga perlu adanya penegakan hukum dan sanksinya oleh aparat karena Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 secara tegas melarang aktivitas di jalur kereta termasuk meletakkan atau membuang benda yang membahayakan perjalanan.

"Walaupun banyak insiden yang sifatnya kahar atau keadaan memaksa (force majeur) yang sulit terantisipasi, perlu kerjasama dengan pemda, misalnya soal banjir di lintasan kereta dan lainnya," ucap Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com