Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Suami yang Bunuh Istri di Tambora: Aku Dikira Selingkuh

Kompas.com - 05/03/2024, 07:15 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang suami berinisial D (42) membunuh istrinya, S (54), karena dituduh selingkuh oleh korban.

"Aku dikira selingkuh sama istri," tutur D saat hadir pada konferensi pers di Polsek Tambora, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Sebelum Bunuh Istri, Suami di Tambora Sempat Dipukul karena Dituduh Selingkuh

D mengaku, gajinya kurang diserahkan ke istri. Korban pun marah dan terjadi perkelahian.

"Iya (benar gara-gara cemburu), gara-gara gaji kurang," ucap D.

Namun, D mengaku tidak pernah hubungan dengan perempuan mana pun.

"Padahal enggak," ucap D.

Dalam kesempatan terpisah, Kapolsek Tambora Kompol Donny Harvida menjelaskan, S curiga karena D tidak memberikan gajinya secara utuh.

"Istrinya cemburu dan curiga D memberikan sebagian gaji ke wanita lain," ucap Donny.

Baca juga: Remaja di Bekasi Tawuran demi Konten, Polisi: Ingin Terlihat Keren

Karena kesal, D dan S sempat terlibat perkelahian pada 20 Februari 2024 malam.

S memukul suaminya dengan gagang sapu hingga bengkok. Perkelahian selesai malam itu.

Pada 21 Februari 2024, S kembali mengulik masalah ini ke suaminya.

Karena tidak terima, sang suami membunuh S dengan mencekik dan membekap korban dengan bantal.

"D kesal karena esoknya masih dibahas lagi. Akhirnya terjadilah pembunuhan," tutur Donny.

Untuk diketahui, S ditemukan tewas di kamar kosnya di Tambora, Jakarta Barat. Polisi memperkirakan korban sudah tak bernyawa lebih dari tiga hari.

Baca juga: 3 Karangan Bunga Bertengger di Gedung Planetarium Jakarta yang 4 Tahun Tanpa Kehidupan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com