Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Bunuh Istri, Suami di Tambora Sempat Dipukul karena Dituduh Selingkuh

Kompas.com - 04/03/2024, 22:28 WIB
Rizky Syahrial,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - D (42), sempat terlibat cekcok dengan istrinya S (54) di rumah kontrakannya di Tambora, Jakarta Barat. 

Kapolsek Tambora Kompol Donny Harvida mengatakan, perkelahian itu berawal karena S menduga D selingkuh.

"Tersangka ini baru pulang kerja, lalu suami dan istri terlibat cekcok di dalam kosnya," kata Donny Harvida saat konferensi pers, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Amarah Suami karena Api Cemburu di Tambora, Cekik dan Bekap Sang Istri Pakai Bantal hingga Tewas

Saat cekcok itu, tersangka mengaku dipukul oleh istrinya menggunakan sapu.

"Pelaku dipukuli kepalanya sekali pakai sapu, kemudian suami langsung memukul istrinya dengan tangan kosong," tambah Donny.

Setelah itu, mereka sempat berbaikan dan kembali pada keadaan semula.

Keesokan harinya pada 21 Februari 2024, keduanya kembali cekcok karena istrinya masih menuduh pelaku selingkuh.

"Besoknya, pulang kerja kembali cekcok, karena menurut tersangka, korban membahas lagi permasalahan yang diributkan pada sehari sebelumnya," tutur Donny.

Saat itu pelaku mengaku kesal. D pun memukul dan mencekik leher istrinya. Pembunuhan pun terjadi saat itu.

"Kemudian pelaku mencekik korban setelah terjatuh karena dipukul," jelas dia.

"Karena masih hidup, kemudian suaminya mengambil bantal. lalu membekap korban sampai meninggal dunia," tambah Donny.

Baca juga: Terbakar Api Cemburu, Suami Bunuh Istri di Rumah Kos Tambora

Usai membunuh istrinya, D tidak langsung meninggalkan jenazah istri di kosnya.

"Jadi sempat tinggal sama jenazahnya itu, kemudian pada 23 Februari 2024 baru pelaku pergi," tutur Donny.

Saat pergi, jenazah S hanya ditutup dengan kain dan bantal. Kemudian, D mengunci pintu kos dari luar menggunakan tali rafia.

D kemudian mencari kos baru di kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Polisi pun menangkap pelaku di kos barunya.

"Tersangka mencari kos baru di daerah Kapuk, Cengkareng. Makanya kami amankan di sana," ucap Donny.

Untuk diketahui, S ditemukan tewas di kamar kosnya di Tambora, Jakarta Barat, Minggu 25 Februari 2024.

Polisi pun curiga karena pintu kosan korban terkunci dari luar menggunakan tali rafia. Ditemukan pula beberapa perabot rumah tangga yang rusak.

Akhirnya, polisi melakukan penyelidikan dan menangkap D, yang merupakan suami korban di Kapuk, Jakarta Barat, Selasa, 27 Februari 2024.

Baca juga: Polisi Sebut Pembunuh Perempuan Paruh Baya di Tambora adalah Suaminya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com