JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut tidak ada eskalator untuk masuk ke Stasiun Cakung, Jakarta Timur, karena keterbatasan lahan.
"Terkait Itu memang dikarenakan adanya keterbatasan lahan di area Stasiun Cakung," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jakarta DJKA Kemenhub, Ferdian Suryo Adhi Pramono, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Baca juga: Curhat Lansia Meniti Tangga Stasiun Cakung: Badan Tak Kuat Layaknya yang Sehat
Pembebasan lahan untuk penyediaan eskalator dianggap sulit saat renovasi stasiun pada 2017 hingga 2019.
"Jadi untuk membebaskan lahan untuk penambahan eskalator tersebut agak sulit," tutur dia.
Fokus pembangunan stasiun saat itu yakni membangun peron sesuai kapasitas penumpang.
Sementara pengadaan eskalator di Stasiun Cakung akan diusulkan untuk tahapan pembangunan selanjutnya.
"Ada pandangan, lebih baik fokus di memenuhi kapasitas stasiun sesuai dengan kapasitas penumpang. Sedangkan eskalator itu akan diusulkan kemudian hari," ucap Ferdian.
"Jadi memang di masa itu (renovasi Stasiun Cakung), bukan berarti disengaja ya karena tidak ada eskalatornya," tambah dia.
Baca juga: Penumpang: Stasiun Cakung Sudah Bagus, Cuma Kurang Lift Saja
Para penumpang kereta yang mayoritas lansia dan ibu hamil mengeluh karena tidak adanya lift maupun eskalator di Stasiun Cakung.
Padahal, kereta merupakan transportasi utama dalam mobilitas sehari-hari.
Bahkan, ada yang menaiki tangga kurang lebih selama 20 menit karena harus beberapa kali berhenti di anak tangga.
Selain itu, ibu hamil juga waspada apabila tangga dalam keadaan licin, maupun takut tertabrak orang yang terburu-buru.
Akibatnya, mereka kadang tertinggal kereta karena mendaki tangga secara perlahan.
Berikut ini video kondisi orang sakit, lansia, hingga ibu hamil yang kesulitan menapaki anak tangga di Stasiun Cakung: