Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Memulung Limbah Plastik Kresek Cuma Dapat Rp 300 Per Kilogram Surahman: Yang Penting Halal

Kompas.com - 06/03/2024, 20:15 WIB
Firda Janati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Surahman (35) mengaku tidak malu memiliki pekerjaan sebagai pemulung yang mengais limbah plastik kresek di TPST Bantargebang, Kota Bekasi.

Surahman menuturkan, ia bekerja dengan niat, kemauan dan tekat mencari rezeki untuk keluarganya dengan cara yang halal.

"Kalau di sini asal badan, sehat punya kemauan itu dapat rezeki, yang penting kan halal. Kalau kerjanya getol, ya alhamdulillah, kalau malas-malasan cuma cukup buat makan," kata Surahman kepada Kompas.com, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: 10 Tahun Jadi Pemulung, Surahman Ingin Cari Kerjaan Lain untuk Biayai Anak Sekolah

Surahman menuturkan, Setiap harinya dari pukul 05.00 sampai 16.00 WIB, dia bekerja mencari limbah plastik kresek yang dihargai Rp 300 perkilogramnya.

Jika cuaca sedang mendukung, biasanya Surahman bisa mengumpulkan tiga kuintal atau jika dirupiahkan Rp 90.000.

"Sehari saya dapat tiga kuintal, tergantung cuaca, hujan, panas, mata saya kan sudah enggak normal. Sehari Rp 60.000 atau Rp 80.000, yang penting saya enggak patah semangat," kata dia.

Sebulannya, Surahman mendapatkan penghasilan Rp 1 jutaan. Uang ini digunakan untuk menghidupi empat anggota keluarga.

"Bersihnya paling Rp 1 juta, Rp 800.000, kebutuhan sekolah kan apa-apa beli, kontrakan bayar, soalnya di sini enggak ada yang gratis," imbuh dia.

Surahman juga kerja serabutan. Dia menerima pekerjaan jika ada yang ingin menggunakan jasanya.

Hal itu dilakukan Surahman karena pendapatnya Rp 1 juta sebulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca juga: Risiko Jadi Pemulung di Bantargebang, Surahman: Kalau Kena Alat Berat, Bisa Cacat Fisik atau Meninggal

"Kalau saya serabutan juga, ada teman minta tolong bantuin kerja naikin barang (ke truk) ayuk itung-itung buat jajan bocah," katanya seraya tersenyum.

Kepada pemerintah, Surahman berharap adanya kenaikan harga limbah plastik kresek menjadi Rp 500 perkilogramnya.

"Buat pemerintah, distandarkan sesuai dengan sembako, soalnya selama ini kami enggak sesuai penghasilan dengan pendapatan. Saya mohon kalau bisa dinaikin harganya biar teman-teman di sini merasakan enak," imbuh dia.

Adapun, Surahman telah bekeja sebagai pemulung selama hampir 10 tahun. Pada awal 2024, harga limbah plastik kresek turun menjadi Rp 300.

Baca juga: Kisah Surahman, 10 Tahun Jadi Pemulung di TPST Bantargebang sampai Penglihatan Rabun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com