Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jungkir Balik Pemkot Bogor Relokasi Pedagang Pasar Bogor yang Berujung Penolakan

Kompas.com - 12/03/2024, 13:39 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bogor berencana merelokasi pedagang Pasar Bogor dan menata kawasan di sekitarnya.

Bahkan, rencana tersebut sudah termuat dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR) Pemerintah Kota Bogor.

Penertiban itu juga sudah masuk ke dalam rencana bisnis Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) sejak lima tahun lalu.

Baca juga: Minta Pedagang Pasar Bogor Tak Perlu Khawatir soal Rencana Relokasi, Dirut PPJ: Niatan Kami Baik

“Ini sudah dijelaskan dan sudah ada di RTRW dan RBTR-nya pemerintah kota. Proses revitalisasi pasar-pasar di Kota Bogor harus sudah mulai dilakukan,” ucap Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya, Jenal Abidinin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/3/2024).

Kata Jenal, relokasi pedagang Pasar Bogor tidak dilakukan secara terburu-buru.

Relokasi bakal dijalankan jika pembangunan Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari sudah selesai dan siap menampung pedagang Pasar Bogor.

Dengan demikian, penjual dan pembeli bisa lebih nyaman serta pusat kota lebih tertata dengan rapi.

“Revitalisasi tujuannya memberikan pelayanan terbaik kepada pedagang kemudian melakukan penataan pasar,” ujar dia.

Namun, Jenal menyadari penataan kawasan Pasar Bogor tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca juga: Tolak Relokasi, Puluhan Pedagang Pasar Bogor Demo di Depan Gedung Balai Kota

Menurut dia, harus ada kesepahaman atara Perumda PPJ dengan para pedagang agar relokasi dan penataan kawasan Pasar Bogor bisa terwujud.

Di lain sisi, rencana relokasi pedagang dan penataan Pasar Bogor mendapat respon penolakan dari para pedagang.

Bahkan, puluhan pedagang yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Pedagang Pasar Bogor sampai melakukan demonstrasi di depan gedung Balai Kota Bogor pada Jumat (8/3/2024) lalu untuk menyuarakan penolakan.

Penolakan untuk relokasi dari pihak pedagang bukanlah tak beralasan.

Pedagang merasa khawatir jika tempat relokasi yang baru sepi dan tidak mengundang pembeli untuk datang.

Belum lagi tidak ada jaminan bahwa tempat relokasi bisa menampung banyak kendaraan tanpa menimbulkan kemacetan yang lebih parah.

Maka dari itu, Pemkot Bogor bersama Perumda PPJ bakal kembali mengundang para pedagang Pasar Bogor untuk berdiskusi bersama untuk mencapai kesepakatan.

“Kemarin kami diskusi, menyampaikan, melaporkan kepada pak Wali Kota, Insya Allah di hari Rabu pak Wali akan bertemu dengan teman para pedagang,” tutur Jenal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com