Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan, Kriminolog Duga Berkaitan dengan Masalah Keuangan

Kompas.com - 12/03/2024, 16:28 WIB
Zintan Prihatini,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Eliasta Meliala menduga, motif satu keluarga nekat bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, berkaitan dengan masalah keuangan.

Adrianus menyampaikan, kematian korban berinisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL (18) bukan karena kesehatan mental, melainkan masalah sosial.

"Artinya titik masalahnya bukan pada masalah yang kita sebut sebagai masalah kesehatan mental. Pada konteks kasus ini kelihatannya masalah kesehatan mentalnya mungkin tidak terlalu masalah," ujar Adrianus saat dihubungi, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Sebut Anak-anak yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Korban Pembunuhan, Pakar: Rentan Dipersuasi Orangtua

Keluarga umumnya saling menopang apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan mental.

Namun, dalam kasus kematian EA, AIL, JWA, dan JL, korban justru memilih mengakhiri hidupnya bersama-sama.

"Ini tentu ada masalah lain yang menjadi akar masalahnya. Saya duga ini masalahnya soal finansial yang menekan, utang yang besar yang mungkin harus dibayar," ungkap dia.

Adrianus tak menutup kemungkinan jika satu keluarga itu telah berupaya mencari pinjaman untuk menutupi utangnya. Lantaran usaha tersebut gagal, maka keempat korban berembuk dan sepakat untuk bunuh diri.

"(Masalah keuangan menjadi motif bunuh diri) sejauh ini masih guessing (dugaan), karena saya juga membacanya dari berbagai berita saja," papar Adrianus.

"Kalau dilihat dari banyak kasus, memang masalah finansial, kalau memang ada, bisa menjadi sedemikian menekannya," tambah dia.

Kesimpulan ini didapatkannya karena beberapa kasus menunjukkan hubungan antara masalah keuangan dengan motif bunuh diri.

Kendati begitu, Adrianus menegaskan bisa saja ada hal lain yang menjadi alasan keempatnya nekat melompat dari lantai 22 gedung apartemen.

Baca juga: Sebut Keluarga yang Terjun dari Apartemen sebagai Kasus Pembunuhan, Pakar: Harus Dicatat Pidana meski Pelaku Tewas

"Apakah ada hal yang lain (soal motif kematian), bisa saja. Cuman untuk sementara sebelum kepolisian melansir semua data, maka kami berpendapat seperti itu," tuturnya.

Kata Adrianus, berdasarkan rekaman kamera CCTV, dua anak yang menjadi korban bunuh diri, yakni JWA dan JL tampak sudah meyakini untuk melancarkan aksinya.

Bersama dengan orangtuanya, kedua korban langsung masuk ke lift apartemen menuju lantai atas.

"Mengindikasikan bahwa anaknya pun sudah determinatif, sudah berbulat diri. Soal berbulat dirinya itu kenapa? Apakah mereka memang diyakinkan oleh ayah ibunya untuk mati juga, atau dari awal mereka memang ingin mati dengan alasan yang berbeda," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com