Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Fahira Idris: RUU DKJ Diharapkan Percepat Hadirnya Transportasi Publik yang Setara

Kompas.com - 15/03/2024, 16:36 WIB
Nethania Simanjuntak,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembentukan kawasan aglomerasi untuk menyinkronkan pembangunan di Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dengan daerah sekitar menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam Rancangan Undang-undang DKJ.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) Fahira Idris mengatakan, kawasan aglomerasi merupakan kawasan yang memiliki keterkaitan fungsional.

"Kawasan aglomerasi bisa yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi, sekalipun berbeda dari sisi administrasi. Kawasan ini bisa dijadikan sebagai satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional berskala global," tuturnya lewat siaran pers, Jumat (15/3/2024).

Menurutnya, transportasi publik akan menjadi salah satu bahasan penting terkait kawasan aglomerasi dalam RUU DKJ. Pasalnya, kemacetan di Jakarta harus segera dicarikan solusinya agar tidak memunculkan kerugian ekonomi.

Baca juga: Minta Warga Manfaatkan Program Mudik Sepeda Motor Gratis, Fahira Idris: Solusi Atasi Lonjakan Pemudik

“RUU DKJ ini diharapkan mampu mempercepat hadirnya transportasi publik yang setara dan terintegrasi antara Jakarta dan daerah sekitarnya," kata Fahira.

Kondisi tersebut, sambung dia, sesuai dengan Peraturan Presiden (perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

"Pada 2029, 60 persen pergerakan warga Jabodetabek sudah harus menggunakan angkutan umum perkotaan. Target ini harus bisa dicapai jika ingin Jakarta dan sekitarnya menjadi kota-kota berkelas dunia," sebutnya.

Dengan populasi lebih dari 30 juta jiwa, Fahira mengatakan, saat ini Jabodetabek sudah menjelma menjadi wilayah aglomerasi terbesar di dunia. Ketergantungan antarwilayah pun menjadikan pergerakan masyarakat semakin besar.

Baca juga: Peringati Hari Perempuan Sedunia, Fahira Idris: “Dunia Akan Lebih Sejahtera Jika Perempuan Berdaya”

"Diperkirakan saat ini jumlah pergerakan di Jabodetabek mencapai 88,2 juta trip per hari. Di dalam Jakarta sebesar 21,2 juta trip per hari, commuter 6,4 juta trip per hari, dan suburban sebanyak 60,6 juta trip per hari," ungkapnya.

Meski demikian, Fahira menyayangkan bahwa dari tingginya mobilitas itu, hanya sekitar 30 persen masyarakat yang menggunakan transportasi umum. Sisanya, 70 persen, memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

"(Kondisi itu) berdampak pada kemacetan di Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya. Bisa memengaruhi kondisi ekonomi, meningkatkan pencemaran udara, serta menurunkan produktivitas warga Jabodetabek," jelasnya.

Untuk itu, Fahira meminta agar pemerintah memastikan bahwa RUU DKJ mengatur agar transportasi publik di Jabodetabek bisa digunakan untuk membantu mobilitas masyarakat.

Baca juga: Mendagri Harap Pembahasan RUU DKJ Rampung Hari Ini, Sebut Pemerintah-DPR Sudah Sepakat

"Semoga, sistem transportasi publik di Jabodetabek bisa setara (dengan) yang ada di Jakarta, sehingga ke depan Jakarta bisa memainkan perannya sebagai kota global. Sementara kota-kota sekitarnya bisa berfungsi sebagai pusat perdagangan, kegiatan layanan jasa keuangan, serta kegiatan bisnis nasional, regional, dan global," harap Fahira.

Sebagai informasi, dalam RUU DKJ, kawasan aglomerasi mencakup minimal wilayah Provinsi DKJ, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com