JAKARTA, KOMPAS.com - Sumarno, Ketua RT 13 RW 03 Kelurahan Kota Bambu Selatan mengungkap, kebakaran yang melanda puluhan kontrakan dan rumah di wilayah Pasar Budi Dharma sudah beberapa kali terjadi.
“Ini kebakaran sudah ke sekian kali dan hari ini menjadi yang paling parah,” ujar dia saat ditemui di lokasi kebakaran, Jalan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (17/3/2024).
Sumarno menyebut, kebakaran terakhir kali menimpa kawasannya tahun lalu.
Saat itu, api disebabkan oleh korsleting dari salah satu kontrakan.
“Kalau yang terakhir, kejadiannya pas siang atau sore hari. Jadi warga bisa antisipasi. Kalau yang sekarang, kejadian pas dini hari kan,” tutur dia.
Baca juga: Permukiman dan Pasar Budi Dharma Jakbar Terbakar, Diduga Karena Korsleting
Maka dari itu, lanjut Sumarno, tak sedikit warganya yang meminta supaya kontrakan tak lagi dibangun di lokasi serupa.
Warga meminta supaya lahan dialihfungsikan menjadi lapangan atau taman.
“Sekarang, warga kompak untuk tak memberikan izin membangun lagi. Terlebih, tanah di atas kontrakan memang tanah tak bertuan, dulu punya Yayasan Budi Dharma, tapi kalau sekarang sudah tidak jelas,” kata dia.
Di lain sisi, keberadaan puluhan petak kontrakan turut membuat resah warga sekitar.
Pasalnya, pemilik bangunan tak memedulikan siapa saja yang masuk dan keluar kontrakan.
Sumarno mengatakan, setiap hari ada saja orang yang berbeda masuk ke area kontrakan.
“Ada beberapa yang kami kenal, tapi sedikit. Lebih banyak warga asing yang kami tak tahu dari mana. Makanya warga minta supaya tak dibangun lagi kontrakannya,” pungkas dia.
Baca juga: Kebakaran Melanda Permukiman di Jalan Kota Bambu Selatan
Sebagai informasi, kebakaran melanda 75 petak kontrakan dan 20 rumah warga di Jalan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, sekitar pukul 02.35 WIB.
Kebakaran diduga disebabkan karena korsleting dari salah satu kontrakan.
Api kemudian merambat ke rumah warga yang memiliki bangunan permanen dan beberapa kios di Pasar Budi Dharma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.