Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPRI Kecam Aksi Kekerasan dan Penangkapan Demonstran di DPR RI oleh Polisi

Kompas.com - 20/03/2024, 16:20 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Front Penyelamat Reformasi Indonesia (FPRI) mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap pedemo di depan Gedung DPR RI, Selasa (19/3/2024) malam.

“Aparat Polisi dan TNI mestinya mengedepankan dialog dan cara-cara persuasif dalam menghadapi pengunjuk rasa,” ujar Perwakilan FPRI Dini saat membacakan pernyataan sikap di Sekretariat Bersama Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2024).

Baca juga: Polisi Pukul Mundur Pedemo di Depan Gedung DPR

Dini mengeklaim aksi demonstrasi oleh gabungan elemen masyarakat sipil tersebut digelar secara kondusif.

Namun, aparat justru merespons aksi itu dengan sikap arogansi dan tindak kekerasan terhadap massa.

“Aparat polisi bertindak arogan dengan memaksa membubarkan massa aksi,” jelas Dini.

Berdasarkan data FPRI, terdapat 47 orang yang ditangkap polisi dalam aksi demonstrasi.

Ia menambahkan, sebelum ditangkap, pedemo itu dianiaya oleh polisi yang berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa.

“Mereka dianiaya dengan cara ditarik, dipukul, ditendang dan diinjak-injak. Akibatnya, dua orang pengunjuk rasa dilarikan ke rumah sakit dan kini masih menjalani perawatan,” kata Dini.

Atas kejadian itu, FPRI meminta agar pemerintah dan aparat bertanggung jawab. Pihaknya juga mendesak agar para pedemo yang ditahan segera dibebaskan.

Baca juga: Polisi Tangkap 16 Demonstran di Depan Gedung DPR/MPR dan KPU karena Ganggu Keamanan

“Kami mendesak agar supaya semua pengunjuk rasa yang masih ditahan dan berada di kantor kepolisian untuk segera dibebaskan,” kata dia.

Dihubungi secara terpisah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro tidak membantah ataupun membenarkan dugaan kekerasan terhadap massa aksi tersebut.

Dia hanya mengatakan bahwa saat ini kasusnya ditangani oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

“Saat ini ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Koordinasi dengan Humas ya,” kata Susatyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com