Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Marbut Tak Cukup, Sadikun: Kalau Istri Enggak Bantu, Enggak Bisa Apa-apa

Kompas.com - 22/03/2024, 20:20 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sadikun (56) mengungkapkan bahwa penghasilannya per bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Oleh karena itu, Sadikun dan istrinya saling bekerja sama untuk menghidup keluarga mereka.

“Kalau istri enggak bantu, ya habis, enggak bisa apa-apa. Dapat dari marbut Rp 2.000.000. Ya kalau kebutuhan sehari-hari Rp 100.000, habis,” ungkap Sadikun kepada Kompas.com di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

Sadikun, bersama istri dan dua anaknya menetap di sebuah rumah kawasan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Rumah tersebut dia beli dari uang tabungannya sebagai marbut sejak 1992 ditambah hasil jual tanah warisan dan pinjaman bank.

Baca juga: Upah Bulanan Tak Cukup untuk Hidup, Marbut di Manggarai: Tapi Alhamdulillah, Ada Aja Rezekinya

Kata dia, kediaman itu merupakan rumah yang penuh perjuangan.

“Tahun 2009, saya dapat warisan dari Jawa, tanah. Dijual, laku Rp 18.000.000. Saya ambil Rp 15.000.000, yang Rp 3.000.000 buat perantara. Ada tabungan sedikit, beli rumah di Depok. Harga Rp 40 juta,” ujar Sadikun.

“Iya (sudah hak milik). Perjuangan itu, utang dari bank juga. Bayangin dari Rp 15.000.000 (menutup selisih) ke Rp 40.000.000 kan lumayan,” imbuh Sadikun.

Dua anak Sadikun masih mengemban pendidikan. Si sulung sudah semester enam, sedangkan bungsu duduk di bangku sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta.

Istri Sadikun mengembangkan usaha di rumahnya sambil menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Baca juga: Kisah Marbut Masjid Mengabdi karena Panggilan Hati, Bertahan sampai Tua meski Digaji Sekadarnya

“Istri saya waktu itu merintis kecil-kecilan. Pertama waktu itu modal Rp 50.000. Sekarang alhamdulillah, ada saja. Usaha jajanan bocah-bocah, apa saja. Sekarang ada sembako segala macam, kecil-kecil,” ujar dia.

“Malah sekarang yang utama itu seblak, bakso burger. Kalau sekarang ya es teh, jus, segala macam. Tapi enggak mahal kok. Dengan duit Rp 5.000 bisa makan bakso,” tambahnya.

Dari usaha ini, istri Sadikun bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000 untuk satu bulan.

Sebagai perantau dan menetap, Sadikun bersyukur karena bisa bertahan sampai sekarang. Bahkan masih diberikan rezeki oleh-Nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com