Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak Usah ke Jakarta kalau Enggak Punya Keahlian..."

Kompas.com - 23/03/2024, 13:48 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perantau bernama Sadikun (56) berpesan kepada orang-orang yang hendak merantau ke Jakarta untuk mengurungkan niat jika tak punya keahlian.

Menurut dia, keahlian itu akan menjadi modal perantau untuk bertahan di kerasnya Jakarta.

“Enggak usahlah ke Jakarta. Di Jakarta kalau enggak punya keahlian, pendidikan rendah, mending di kampung, usaha, dan enak bisa kumpul sama keluarga,” kata Sadikun kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2024).

Baca juga: Kisah Sadikun, Perantau Asal Blora yang Kini Jadi Marbut Masjid Raya Palapa Baitus Salam

Pesan Sadikin ini disampaikan berdasarkan pengalamannya yang sejak 1987 mengadu nasib lalu menetap sebagai warga Depok, Jawa Barat.

Sangat disayangkan jika orang tersebut hanya bermodal nekat untuk merantau di ibu kota.

“Iya (berdasarkan pengalaman). Di Jakarta kalau enggak ada saudara, mau ngapain? Mau minta bantuan sama siapa? Apalagi kalau lagi sakit,” ujar Sadikun.

Untuk diketahui, Sadikun merantau dari Blora, Jawa Tengah untuk mengadu nasib di Jakarta pada 1987.

Setelah lima tahun melanglang buana mencoba berbagai macam pekerjaan, Sadikun akhirnya berlabuh di Masjid Raya Palapa Baitus Salam dan bekerja sebagai marbut.

Sadikun mengikuti jejak ayahnya yang sudah lebih dulu menjadi marbut di masjid tersebut.

Baca juga: Gejolak Perantau Asal Bukittinggi: 36 Tahun Bertahan Hidup di Tengah Kerasnya Ibu Kota

Sebagai marbut, Sadikun digaji Rp 1,2 juta per bulan. Namun, jika dalam satu bulan tersebut banyak kegiatan, dia bisa menerima lebih dari Rp 2 juta.

Sadikun bersama istri dan dua anaknya kini tinggal di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Kediaman yang sekarang sudah menjadi hak milik itu dia beli dari uang jual tanah warisan, tabungan selama menjadi marbut, dan pinjaman bank.

Anak sulung Sadikun tengah berkuliah di perguruan tinggi di Jakarta. Sedangkan, si bungsu bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta.

Istri Sadikun membuka usaha kecil-kecilan di rumah sambil menjalani tugas sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Baca juga: Perantau di Ibu Kota: Daripada Tidak Makan dan Tahan Lapar, Mending Saya Ribut

Kata Sadikun, penghasilannya sebagai marbut tidak akan menutup kebutuhan keluarga sehari-hari jika istrinya tidak membantu mencari nafkah.

Walau begitu, Sadikun tetap bersyukur karena telah diberikan rezeki yang berlimpah oleh Sang Pencipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com