Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kereta Cepat Lebih Mahal, Pemudik: Tapi Cepat dan Bebas Macet

Kompas.com - 06/04/2024, 07:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemudik bernama Resi (30) memilih untuk pulang ke kampung halamannya menggunakan kereta cepat Whoosh pada momen mudik Lebaran tahun ini.

Ia mengaku rela merogoh kocek lebih dalam demi perjalanan mudik yang nyaman ke Buahbatu, Bandung, Jawa Barat.

"Lebih milih harga yang lebih mahal tapi sampai rumahnya cepat," ungkap dia kepada Kompas.com di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Cerita Pemudik yang Tak Lagi Pulang Kampung Pakai Bus, Kini Pilih Kereta Cepat karena Lebih Efisien

Resi mengatakan, dirinya membeli tiket kereta cepat Whoosh dari Stasiun Kereta Cepat Halim-Stasiun Tegalluar seharga Rp 300.000. Ia tidak menampik bahwa nominal tersebut cukup mahal.

Kendati demikian, harga yang ditawarkan selaras dengan fasilitas dan kenyamanan yang diberikan.

"Pilih naik kereta cepat karena biar cepat sampai rumah, biar enggak ikut kena macet di tol," ujar dia.

Waktu tempuh yang diperlukan untuk tiba di Stasiun Tegalluar hanya sekitar 30-45 menit saja.

Dari stasiun itu, Resi hanya perlu menempuh waktu sekitar 30 menit sebelum tiba di rumah.

"Biasanya dua minggu sekali saya pulang pakai bus, cuma nyoba pakai ini saja (kereta cepat) sekarang untuk ngehindarin macetnya," terang dia.

Baca juga: Pilih Mudik dengan Kereta Cepat, Warga: Hemat Waktu dan Enggak Capek

Pemudik lainnya bernama Putri (31) juga rela mengeluarkan uang sebanyak Rp 250.000 agar bisa tiba di Bandung lebih cepat.

Namun, pertimbangan lainnya yang membuat Putri tidak mengeluhkan harga tiket kereta cepat adalah pelayanannya.

"Pelayanannya oke. Setiap ditanya ini itu, mereka jelasin (dengan rinci), kasih tahu," ungkap Putri kepada Kompas.com,Jumat.

Untuk itu, Putri berencana akan kembali ke Jakarta menggunakan kereta cepat saat arus balik.

Selain sudah memiliki pengalaman yang baik dalam pelayanan terhadap pelanggan, tetapi juga untuk menghindari macet.

"Aku mudik sampai 15 April. Nah itu kan kebetulan pasti arus balik, sudah jelas. Makanya aku pasti pesan tiket ini lagi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com