Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Kompas.com - 19/04/2024, 19:10 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - BTC, pria yang dilaporkan atas kasus dugaan penipuan program beasiswa doktoral (S3) ke Filipina disebut sebagai salah satu tenaga pengajar di kampus yang berlokasi di Jakarta.

Hal itu diutarakan oleh Aloysius Bernanda Gunawan (47), seorang dosen yang menjadi korban BTC. Namun, ia enggan mengungkapkan kampus tempat BTC bekerja.

"Terlapor ini yang kami cek memang dia pengajar di sebuah kampus. Kalau dilihat memang sudah terbiasa di bidang bisnis pendidikan. Track record-nya di bidang bisnis pendidikan," ujar Aloysius kepada awak media di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (19/4/2024).

Baca juga: Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Soal dugaan BTC seorang profesor, Aloysius tidak bisa memastikan hal tersebut karena harus dilakukan pengecekan.

"Mengenai profesornya itu memang harus dicek lagi di Dikti. Tapi yang saya lihat memang dia adalah visiting professsor di kampus di Filipina tersebut," imbuh dia.

Dalam membuka program beasiswa S3 ke Philipines Women University (PWU), BTC dibantu dua rekannya.

"Ada timnya, jadi Pak B ini yang utama, kemudian ada P yang mengejar-ngejar kami untuk bayar, ada juga Mas Y, beliau admin yang berinteraksi dengan kami," ucap dia.

Sejauh ini, hanya BTC yang dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan.

Pasalnya, BTC mengaku uang pendaftaran dari ratusan korban telah digunakan untuk kepentingan pribadi yakni "trading".

Baca juga: Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Setiap korban menyetor uang pendaftaran Rp 30 juta kepada BTC pada Desember 2023. Mayoritas korban merupakan tenaga pendidik yang ingin melanjutkan S3.

"Ada 207 orang di angkatan saya, satu orang itu kan Rp 30 juta, berarti kerugiannya itu Rp 6 miliar lebih," ujar Aloysius.

Kepada para korbannya, BTC mengaku siap dipenjara jika sampai 5 Mei 2024 tidak mengembalikan uang para korban.

"Jadi terakhir dia bilang bahwa 'saya siap dipenjara, saya siap diviralkan, saya siap dihujat di media sosial' itu saya ambil (bukti) screenshoot-nya," ucap Aloysius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com