Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Kompas.com - 25/04/2024, 15:57 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video aksi pungutan liar terhadap sopir truk yang dimintai uang sebesar Rp 200.000 saat melewati Jalan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa, (24/4/2024) viral di media sosial.

Aksi Pungli itu pun direkam oleh sopir truk itu sendiri.

Dalam video yang berdurasi satu menit itu terlihat seorang pria mengenakan kaos oblong berwarna hitam marah ketika seorang sopir truk tidak memberikannya uang sebesar Rp 200.000 ketika hendak melewati Jalan Kapuk Muara.

Baca juga: Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Sopir truk itu pun berusaha menjelaskan alasan dirinya tak bisa memberikan uang kepada pria tersebut.

"Enggak ada duit, nginep aku tadi, nginep aku," kata supir truk yang merekam video tersebut.

Tak terima aksi punglinya divideokan, pria itu pun langsung memanjat ke arah pintu kemudi dan meminta sopir truk menghapus foto atau video yang direkam.

"Lo ngapain foto-foto, gue ambil handphone lu ba*gs*t, hapus enggak, udah hapus-hapus," ujar pria itu.

Kemudian, dalam cuplikan video berikutnya ditampilkan suara dari sopir truk yang menjelaskan kronologi pungli itu.

Baca juga: Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

"Dia minta duit dengan alasan yang enggak masuk akal. Mobil daerah masuk situ harus bayar katanya," ucap sopir truk dalam rekaman suara itu.

Tak mau langsung memberikan uang secara cuma-cuma, sopir truk itu berusaha meminta kwitansi jika memang ada aturan harus bayar ketika melewati jalan itu.

"Lah, tak mintain suratnya kwitansi kan, dikasih kicir kertas lecek, itu berapa Rp 200.000 gila enggak? Mobil daerah masuk situ bayar Rp 200.000 itu aturan dari mana?" sambung sopir truk.

Setelah beradu argumen, pria itu pun menurunkan tarif pungli yang dilakukan dari Rp 200.000 menjadi Rp 20.000 dan turun lagi menjadi Rp 10.000.

Baca juga: Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Namun, sopir truk tetap saja enggan memberikan uang itu dan terus melanjutkan perjalanannya.

Karena tak diberikan uang, pria itu pun langsung mengancam sopir truk.

"Dia mengancam awas lo di depan gue pecahin kaca lo, udah aku siapin dalam arti gini tahu dia lempar langsung tak tumbur (tabrak), enggak ada urusan saya, biar sekalian rame di situ rame. Terus aku tahu dia nyalip mobil ku naik motor, pokoknya aku sudah siap-siap kalau dia lempar tak tabrak aja," kata Sopir truk kesal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com