Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Kompas.com - 13/05/2024, 19:09 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang juru parkir minimarket bernama Elang (26) harap-harap cemas karena satu-satunya mata pencariannya ini akan ditertibkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Kepada Penjabat (DKI) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, Elang mempertanyakan nasib dapur dia dan para jukir minimarket lain setelah ditertibkan.

“Jangan main rapikan saja. Dapur orang bagaimana? Kalau ente kan enak, gampang. Yang di bawah kayak begini, bagaimana? Ini kan bisa buat makan, buat pendidikan,” kata Elang saat ditemui Kompas.com di Alfamart Rawajati, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2024).

Baca juga: Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Dengan alasannya tersebut, Elang menegaskan sangat tidak setuju perihal wacana Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta itu.

“Sekarang, kalau posisinya diambil atau dibersihkan, langsung ada tempat enggak? Langsung bisa dapat makan enggak? Dapur-dapur bagaimana? Yang biaya untuk anak sekolah, uang jajannya, pendidikannya, bagaimana?” keluh Elang.

Pria dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu mengaku sudah hampir satu tahun bekerja sebagai juru parkir minimarket.

Alasan Elang menggeluti pekerjaannya ini karena terpaksa. Tidak ada lagi perusahaan yang mau menerimanya.

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

“Bagaimana ya, memang posisinya (sudah) melamar-lamar kerja juga, posisinya juga perusahaan lagi pengurangan, ya bagaimana saya masuk? Sedangkan tempat ini doang yang bisa,” ujar Elang.

“Saat Covid-19, 2020, saya kena pengurangan, tadinya saya bekerja sebagai marketing salah satu bank di Tangerang Selatan,” kata Elang melanjutkan.

Terlepas pandemi Covid-19, kata Elang, alasannya terkena pengurangan karena terbentur sebuah aturan yang mengharuskan pegawainya minimal mempunyai latar belakang pendidikan diploma tiga (D3) atau strata satu (S1).

Oleh karena itu, dia berencana ingin melanjutkan pendidikannya dari hasil uang menjadi jukir minimarket ini.

Baca juga: Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

“Artinya, dalam beberapa tahun ke depan, di parkiran ini, saya sambil selesaikan pendidikan saya. Ya artinya, saya lanjut kuliah. Walau pun saya di sini kerja sebagai jukir, uang hasil parkir saya akan bisa menyelesaikan pendidikan saya,” ucap Elang.

“Iya, salah satunya sih target saya balik lagi ke bank. Karena aturan main Perbankan sekarang kan, minimal D3 atau S1,” pungkas dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com