JAKARTA, KOMPAS.com - Juru parkir liar di minimarket memutar otak untuk bisa tetap mencari nafkah setelah pekerjaannya kini dilarang.
Salah satunya Muhrodi, jukir liar di Palmerah yang berencana menjadi tukang servis AC.
"Ya kalau tidak boleh lagi (jadi jukir liar), saya mau bantu saudara untuk servis AC," kata Muhrodi saat ditemui di salah satu minimarket kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Senin (13/5/2024).
Muhrodi mengaku sudah satu tahun menjadi juru parkir di minimarket. Dulunya, ia bekerja sebagai ojek pengkolan.
Baca juga: Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati
Karena masalah ekonomi, ia terpaksa menjual motornya dan beralih menjadi juru parkir liar.
Muhrodi taat peraturan. Ia siap menerima apabila pekerjaannya kini dilarang.
Namun, Muhrodi berharap ada pembinaan dari pemerintah soal pekerjaan.
"Yang penting saya siap kerja saja gitu. Mudah-mudahan pemerintah bisa bantu," terang dia.
Selain Muhrodi, jukir lain, Matali (60), berencana untuk menyambung hidup dengan membantu warung-warung di sekitar rumahnya.
"Kalau enggak ya bantu angkat-angkat saja di warung ini," kata Matali.
Baca juga: Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…
Meskipun, usia Matali kini sudah tak muda lagi. Dia menyadari kekuatannya berbeda dari saat ia menjadi kuli bangunan dulu. Itu juga menjadi penyebab dirinya berhenti jadi kuli bangunan dan menjadi juru parkir.
Matali sengaja mencari pekerjaan santai layaknya juru parkir liar yang tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga.
"Jadi lebih santai apalagi dekat rumah saya," jelas Matali.
Matali juga bermimpi ingin berjualan. Ia pun kerap menabung dan mencari tempat untuk usahanya.
"Kalau bisa pemerintah ya membantu saya membimbing gitu untuk berjualan," tutur dia.
Baca juga: Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?