JAKARTA, KOMPAS.com - Semangat Amsori (69) untuk bekerja sebagai sopir angkot di Terminal Tanjung Priok masih membara meski pernah mengalami sakit stroke.
"Saya sebenarnya enggak sehat, saya pernah stroke, kalau jalan masih ketahuan. Tapi, kalau bawa mobil ya enggak kelihatan," kata Amsori saat berbincang dengan Kompas.com di Terminal Tanjung Priok, Rabu (22/5/2024).
Pertama kali Amsori mengalami stroke pada tahun 2019, sebelum Pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Saat itu, Amsori yang sedang menarik angkot tiba-tiba lemas dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Darurat (RSUD) Koja, Jakarta Utara.
Baca juga: Beratnya Hidup di Jakarta, Amsori Sopir Lansia Tidur di Angkot karena Tak Mampu Mengontrak Rumah
Saat diperiksa dokter, ternyata Amsori terkena stroke dan membuat kakinya tidak lagi berfungsi dengan normal.
"Orang jalan dari rumah saja saya enggak bisa merangkang," sambungnya.
Namun, perlahan kondisi Amsori mulai membaik dan sudah bisa kembali berjalan dan beraktivitas lagi.
Tapi, nasib malang kembali menimpa Amsori, setelah pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir di Indonesia, ia terkena stroke lagi.
Kini kondisi Amsori sudah mulai membaik meski kakinya tetap belum dapat berfungsi normal seperti sedia kala.
"Tapi, Alhamdulillah saya sekarang udah bisa (berjalan)," tegasnya.
Baca juga: Permintaan Maaf Zoe Levana dan 3 Pengakuannya Terkait Terobos Jalur Transjakarta
Selama ini, Amsori sama sekali tidak melakukan terapi untuk membantu proses penyembuhan kakinya.
Kini ia hanya mengandalkan beberapa jenis obat yang sudah diresepkan dokter agar tidak rentan mengalami stroke lagi.
"Paling minum obat, dan saya enggak pernah terapi," ujarnya.
Untuk mendapatkan obat itu, Amsori membeli dengan uang pribadi dan tidak dicover oleh BPJS Kesehatan.
Dalam satu bulan, Amsori harus mengeluarkan uang sebesar Rp 120.000 untuk membeli obat.