Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Kompas.com - 05/06/2024, 20:08 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - A (12), korban perundungan atau bullying yang terjadi di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, dikenal pendiam dan akrab dengan neneknya.

Hal itu disampaikan Kuswanto, Ketua RT 06 RW 07 Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

"Anaknya baik, makanya terus terang saja ikut sedih. Jadi dia anaknya pendiam," kata Kuswanto saat ditemui di kediamannya, Rabu (5/6/2024).

Kuswanto menyebutkan, selama ini korban tinggal bersama neneknya, sehingga ia banyak berdiam di rumah.

Baca juga: Siswi SD di Depok Jadi Korban Bully Pelajar SMP

"Saya juga enggak nyangka kalau dia (korban) bakal ada kejadian seperti itu. Karena yang saya tahu, A itu yatim, lalu biasanya di rumah bareng sama neneknya," ucap Kuswanto.

Beberapa kali Kuswanto juga antar-jemput A ke sekolah jika dirinya sempat dan atau berpapasan di sekitar rumah korban.

"Kesehariannya ya kalau menurut yang setiap hari saya lihat, berangkat sekolah ya saya kadang boncengin karena kebetulan enggak ada yang antar. Kalau pulang juga sama," ujar Kuswanto.

Oleh karena itu, dia sedikit tak percaya mendapatkan laporan berkait warganya terlibat aksi perundungan terhadap A.

Baca juga: Siswi SD Korban Bullying di Depok Derita Luka di Punggung dan Kepala

Terlebih, Kuswanto juga menerima pengakuan bahwa korban tidak berani melawan pelaku saat kejadian.

"Kemarin begitu ditanya sama Babinkhantibmas, kenapa tidak berusaha melarikan diri ya korban bilang 'enggak berani'. Jadi dia tidak ada kemampuan untuk melawan,"

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SD di Depok diduga jadi korban perundungan oleh tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP).

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Depok Iptu Nurhayati membenarkan peristiwa itu.

"Iya, baru kemarin kejadiannya. Itu korbannya kelas 6 SD," kata Nurhayati kepada Kompas.com, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: Kasus Bully Siswi SD di Depok, Korban dan Pelaku Tinggal di RW yang Sama

Nurhayati mengungkapkan, terduga pelaku merupakan pelajar SMP yang diperkirakan ada tiga orang.

"Pelakunya anak SMP, korbannya SD. Jadi aksi itu kayak 1 lawan 1 gitu," ucap Nurhayati.

Penganiayaan terjadi pada Sabtu (25/5/2024) di kisaran waktu selepas pulang sekolah. Insiden itu disebutkan itu sebagai perkelahian satu lawan satu.

"Pelakunya anak SMP, korbannya SD. Jadi aksi itu kayak 1 lawan 1 gitu," ucap Nurhayati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com