DEPOK, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Metro Depok sudah mengamankan dua pelaku perundungan atau bullying siswi SD di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok.
"Kita sudah mengetahui pelakunya dan pelakunya sudah kita jemput ke sini. Kurang lebih ada dua pelaku yang diamankan," kata Kapolres Metro Depok Kombes (pol) Arya Perdana saat ditemui Kompas.com, Rabu (5/6/2024).
Arya mengatakan, kedua pelaku yang sudah ditahan saat ini berperan sebagai penganiaya korban. Mereka juga sudah dimintai keterangan dan klarifikasi.
Selain kedua orang itu, ada satu orang terduga pelaku tambahan yang berstatus sebagai pemegang kamera untuk merekam aksi perundungan.
Baca juga: Kronologi Kasus Bullying Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng
"Ada tiga pelaku, (termasuk) sama yang videokan (kejadian)," tutur Arya.
Di samping itu, Arya menuturkan, aksi perundungan menggunakan modus senior-junior yang dinilai menjadi "ritual" sejak lama.
"Jadi ini tuh kalau zaman dulu kayak senior junior, (ada syarat) kalau mau masuk grup. Tapi sekarang bilangnya 'adik-adikan', gitu ya," ujar Arya.
"Kayak (korban) harus mengalami ini dulu gitu. Pokoknya ada basisnya, nah basisnya ini lah yang memukuli korban," tambahnya.
Baca juga: Siswi SD di Depok Jadi Korban Bully Pelajar SMP
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SD di Depok diduga jadi korban perundungan oleh tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Depok Iptu Nurhayati membenarkan peristiwa itu.
"Iya, baru kemarin kejadiannya. Itu korbannya kelas 6 SD," kata Nurhayati kepada Kompas.com, Selasa (4/6/2024).
Nurhayati mengungkapkan, terduga pelaku merupakan pelajar SMP yang diperkirakan ada tiga orang.
Baca juga: Siswi SD Korban Bullying di Depok Derita Luka di Punggung dan Kepala
"Pelakunya anak SMP, korbannya SD. Jadi aksi itu kayak 1 lawan 1 gitu," ucap Nurhayati.
Penganiayaan terjadi pada Sabtu (25/5/2024) di kisaran waktu selepas pulang sekolah. Insiden itu disebutkan itu sebagai perkelahian satu lawan satu.
"Pelakunya anak SMP, korbannya SD. Jadi aksi itu kayak 1 lawan 1 gitu," ucap Nurhayati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.