Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulunya Hobi Coret-coret Tanpa Izin, Seniman Grafiti Ini Nyaris Diciduk Polisi dan Dikejar Satpam

Kompas.com - 19/06/2024, 09:55 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang seniman grafiti memang tak semudah yang dibayangkan Fermul (27). Pasalnya, kegiatan menggambar di tembok ini masih dilarang oleh pemerintah dan dianggap sebagai vandalisme.

Saat awal menggeluti hobi menggambar di tembok ini, ia masih duduk di bangku sekolah.

"Awalnya, itu saya vandalisme, mencoba, keasikan, seru. Akhirnya, dari 2008 sampai 2015 itu saya full nyoret-nyoret tembok publik gitu kan, entah itu nyoret tembok pemerintah seperti jalan layang dan segala macam," kata Fermul saat berbincang dengan Kompas.com.

Baca juga: Perjalanan Fermul Jadi Seniman Grafiti, Dimulai sejak SD hingga Menjadi Youtuber

Dengan menggambar di tembok, Fermul merasa bisa lebih mengekspresikan dirinya.

Sebagai seorang seniman grafiti, Fermul biasa menggambar nickname (nama panggung) sendiri, yaitu "Femls".

Ia menggambar nama julukannya di berbagai tembok Jakarta untuk menunjukkan eksistensi. Hal ini agar seniman grafiti itu lebih dikenal banyak orang.

Saat itu, karena masih dianggap menjadi vandalisme, Fermul selalu ke luar rumah sekitar pukul 01.00 WIB atau 01.30 WIB untuk menggambar di tembok jalan.

Biasanya, ia pergi menggambar dengan kelompok grafiti atau berdua saja dengan rekannya.

Nyaris dibawa polisi

Meski kegiatan menggambarnya di tembok dilakukan dini hari, ternyata tak menjamin Fermul aman.

"Soalnya, saya pernah berdua lagi gambar vandalisme di sebelum lampu merah Pejaten Village Kalau dari arah Kemang. Saya gambar sekitar jam 01.30 WIB. Di belakang temboknya itu cuma kebun, jadi kayak memang tembok kosong aja terus saya gambar," kata dia.

Ketika Fermul dan rekannya asyik menggambar, ia ditegur seorang polisi yang kebetulan sedang melintas.

Polisi tersebut menegur Fermul dan bertanya apakah memiliki izin untuk menggambar di tembok tersebut.

Secara jujur, Fermul mengaku belum mengantongi izin. Polisi tersebut pun ingin membawa Fermul dan rekannya ke kantor kelurahan terdekat.

"Nah, itu kan posisinya udah jam 01.30 WIB gitu, ya, mana ada kelurahan buka. Terus saya bilang 'ini udah jam 1.30 WIB, mana ada kelurahan buka'. Polisinya bilang, 'ya sudah sini, KTP kamu'. Saya bilang, 'saya belum punya KTP, masih di bawah umur'," jelas Fermul.

Karena saat itu masih di bawah umur, polisi itu tak jadi membawa Fermul. Ia hanya menyita alat-alat menggambar miliknya dan menyuruhnya pulang.

Baca juga: Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Megapolitan
Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Megapolitan
Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di  Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Megapolitan
Polda Metro Jaya Buru Bandar Judi 'Online' hingga ke Luar Negeri

Polda Metro Jaya Buru Bandar Judi "Online" hingga ke Luar Negeri

Megapolitan
Polda Metro Patroli Siber Kumpulkan Daftar Situs Judi Online untuk Diserahkan ke Kominfo

Polda Metro Patroli Siber Kumpulkan Daftar Situs Judi Online untuk Diserahkan ke Kominfo

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival | Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Dirawat di RS UI

[POPULER JABODETABEK] Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival | Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Dirawat di RS UI

Megapolitan
Kapolres Jaksel Periksa Ponsel Anggota untuk Pastikan Tak Ada yang Ikut Judi 'Online'

Kapolres Jaksel Periksa Ponsel Anggota untuk Pastikan Tak Ada yang Ikut Judi "Online"

Megapolitan
SYL Akui Berikan Uang Rp 1,3 M ke Firli Bahuri Dalam BAP Polisi

SYL Akui Berikan Uang Rp 1,3 M ke Firli Bahuri Dalam BAP Polisi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Megapolitan
Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Megapolitan
Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Megapolitan
PKS Umumkan Duet Anies-Sohibul Iman, PDI-P Dinilai Belum Tentu Merapat

PKS Umumkan Duet Anies-Sohibul Iman, PDI-P Dinilai Belum Tentu Merapat

Megapolitan
Cara ke Jalan Suryakencana dari Stasiun Bogor

Cara ke Jalan Suryakencana dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com