Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Tiket Elektronik Berlangganan Multi Trip Mulai Dipasarkan dan Uji Coba pada 24 Juni 2013

Kompas.com - 22/06/2013, 00:53 WIB
advertorial

Penulis

Persiapan penerapan E-Ticketing menyeluruh dengan mengganti seluruh tiket kertas menjadi tiket elektronik berbentuk kartu untuk perjalanan KRL di Jabodetabek terus dilakukan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ). Dalam masa edukasi dan sosialisasi saat ini seluruh stasiun di Jabodetabek sudah melakukan penjualan tiket elektronik dengan waktu terbatas. Setiap harinya hampir 200 ribu penjualan tiket untuk perjalanan KRL telah menggunakan kartu Elektronik .

Pada masa sosialisasi dan uji coba sejak 8 April 2013 hingga kini jenis tiket yang diterapkan memang hanya untuk tiket satu kali perjalanan atau Single Trip, namun pada Senin 24 Juli 2013 mendatang PT KCJ akan melakukan Uji Coba dan penjualan kartu E-Ticketing Berlangganan atau Multi Trip perdana yang menggunakan sistem potong saldo.

Pada prinsipnya proses penggunaan tiket satu kali perjalanan atau Single Trip dengan tiket berlangganan atau Multi Trip tidak memiliki banyak perbedaan, misalnya saja saat akan melakukan perjalanan di Stasiun keberangkatan pengguna kartu Single Trip dan Multi Trip sama-sama  harus melakukan tap in pada perangkat gate di pintu masuk. Namun saat tiba di Stasiun tujuan jika kartu Single Trip harus dimasukkan pada slot kartu yang tersedia di gate out, untuk kartu Berlangganan Multi Trip penumpang hanya perlu kembali melakukan Tap Out pada perangkat gate dipintu keluar pada Stasiun Tujuan dan membawa kembali kartu tersebut.

-
Meski pada proses penggunaan tidak memiliki banyak perbedaan, Kartu Multi Trip menawarkan lebih banyak kemudahan bagi pengguna jasa KRL. Dengan menggunakan kartu berlangganan Multi Trip, setiap akan melakukan perjalanan KRL  penumpang tak perlu lagi meluangkan waktu untuk antri diloket.
Selama masih terdapat saldo minimum sebesar Rp 13.000,- pada kartu Multi Trip yang dimiliki, pengguna jasa dapat langsung menuju pintu masuk dan melakukan tap in pada gate in.

Menurut Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek, Tri Handoyo, pada masa Uji Coba kartu Berlangganan atau Multi Trip yang akan dilakukan mulai Senin 24 s.d 30 Juni 2013 sebanyak Empat Puluh Ribu kartu Berlangganan Multi Trip telah siap untuk dipasarkan dan dapat langsung digunakan.

Untuk mendapatkan kartu perdana Multi Trip tersebut pengguna dapat menuju meja pelayanan E-Ticketing yang tersedia pada 15 Stasiun diantaranya St Bogor, St Cilebut, St Bojong Gede, St Citayam, St Depok, St Depok Baru, St Bekasi, St Sudimara, St Tanah Abang, St Pondok Ranji, St Rawa Buntu, St Jakarta Kota, St Gondangdia, St Juanda, dan St Sudirman.

-
Selama masa Uji Coba berlangsung penjualan perdana Multi Trip masih dibatasi pada jam tertentu yakni Pukul 05.00 s.d 09.00 WIB pada pagi hari dan Pukul 16.00 s.d 20.00 WIB pada sore hari.

Sementara itu, Untuk dapat memiliki kartu perdana Multi Trip masyarakat hanya perlu membayar kartu perdana sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) ditambah Saldo Perdana sebesar Rp 13.000,- (tiga belas ribu rupiah).

Selanjutnya untuk pengisian ulang saldo, pengguna kartu Berlangganan Multi Trip dapat melakukan Isi Ulang atau Top Up pada loket Stasiun di Jabodetabek dengan pilihan nominal mulai dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah), Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah, Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sampai dengan saldo maksimal sebesar  Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

Kartu Berlangganan Multi Trip yang ditawarkan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) juga tidak memiliki masa kadaluarsa, seluruh saldo yang terdapat pada Kartu tersebut dapat digunakan tanpa batas waktu, sehingga pengguna tidak perlu khawatir saldo yang ada pada kartu akan hangus dalam jangka waktu tertentu jika tidak digunakan.

Selama masa uji coba Penggunaan kartu Berlangganan Multi Trip masih menggunakan tarif berdasarkan relasi atau belum menggunakan tarif progresif .

Sementara itu Penerapan Tarif Progresif bersubsidi baru akan diberlakukan saat E-Ticketing dengan dua jenis tiket perjalanan Single Trip dan Multi Trip diterapkan menyeluruh pada 1 Juli 2013.

Dengan penerapan Tarif Progresif bersubsidi seluruh harga tiket untuk perjalanan KRL dipastikan jauh lebih murah. Pengguna jasa KRL hanya perlu membayar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) untuk lima Stasiun pertama dan Rp 500,- (lima ratus rupiah) untuk setiap tiga Stasiun selanjutnya.

Melalui Penerapan E-Ticketing menyeluruh dan Tarif progresif bersubsidi yang merupakan bentuk peningkatan pelayanan KRL diharapkan seluruh pengguna jasa dapat turut serta mendukung dan mensukseskan sejumlah program tersebut dengan mentaati ketentuan dan ikut serta menjaga ketertiban bersama pada perjalanan KRL di Jabodetabek. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com