Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dibohongi, Belasan Mahasiswa Unas Mengadu ke Komnas HAM

Kompas.com - 28/06/2013, 12:21 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Merasa dibohongi oleh pihak kampus, belasan orang mahasiswa dan alumni Universitas Nasional Jakarta (Unas) Fakultas Kebidanan mengadu ke Komnas HAM. Mereka merasa tertipu karena fakultas ini belum terakreditasi sehingga mereka sulit menjadi bidan.

"Padahal di brosur ketika pertama kali masuk, di situ tertulis kita dijanjikan ketika lulus bisa bekerja sebagai bidan atau perawat di rumah sakit," ujar Inta Karina, mahasiswa semester VI Fakultas Kebidanan Unas ketika ditemui di kantor Komnas HAM, Jumat (28/6/2013).

Selain itu, terang Inta, mereka tidak dapat melanjutkan ke profesi bidan karena tidak bisa mengambil Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat untuk mengambil profesi bidan. STR ini dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).

Menurut Permenkes 1796/menkes/per/VIII/2011, syarat untuk mendapatkan STR kebidanan minimal harus mempunyai ijazah D-3. Adapun program studi di Fakultas Kebidanan Unas ialah D-4.

"Tapi keputusan dari IBI (Ikatan Bidan Indonesia) mengatakan, yang bisa mengurus STR hanya lulusan D-3 saja. Padahal kami D-4, lebih tinggi, tapi justru tidak bisa," kata Inta.

Inta mengatakan, pihak Universitas sudah menawarkan untuk membuat ijazah D-3. Unas sudah mempunyai MoU dengan Akademi Kebidanan Bakti Bangsa untuk pembuatan ijazah D3 agar mahasiswanya dapat segera mendapatkan STR untuk bekerja. Namun, hal ini ditolak oleh mahasiswa.

"Pihak kampus mengajukan kita harus membayar Rp 15 juta untuk pembuatan ijazah D-3, ya kita tidak mau. Masa kami harus bayar lagi," ucap Inta.

Fakultas Kebidanan Universitas Nasional Jakarta baru dibentuk pada tahun 2008. Angkatan pertama itu lulus pada 2011, tetapi sampai saat ini mereka belum dapat bekerja karena tidak bisa mendapatkan STR. Untuk biaya per semesternya, mereka dikenakan biaya Rp 5,5 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com