Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kebon Melati Tak Sepakat Ganti Rugi Tanah

Kompas.com - 18/07/2013, 16:23 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait rencana normalisasi Waduk Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, warga Kebon Melati sudah ditawari terkait ganti rugi pembebasan lahan. Namun, warga masih belum sepakat dengan jumlah yang ditawarkan Pemprov DKI.

"(Ganti rugi) Beda-beda sih. Tapi kemarin ada yang ditawar Rp 5 juta per meter enggak mau. Mereka maunya ya ada yang Rp 10 juta per meter, ada yang Rp 15 juta per meter," kata Bari, Ketua RT 02 RW 05 Kebon Melati kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2013).

Pria asal Banten yang sudah berdomisili di Jakarta 57 tahun ini meminta ganti rugi yang adil. Kalaupun ganti rugi tak menemui kata sepakat, ia berharap pemerintah bisa mengadakan pemutihan tanah.

Di wilayahnya, Bari menjelaskan, lebih kurang ada 20 rumah yang dihuni 50-60 kepala keluarga. Namun, di wilayah RT 02 RW 05, hanya satu rumah yang memiliki sertifikat.

"Di sini enggak ada sertifikat. Tanah girik. Tanah girik itu tanah garapan. Jadi, maksudnya itu tanah garapan rakyat. Terus didirikan rumah-rumah," aku Bari. Meski demikian, ia menyadari jika ada normalisasi, besar kemungkinan akan ada penggusuran.

Warga Kelurahan Kebon Melati pernah mengalami penggusuran sekitar akhir 60-an. Warga yang sebagian besar dari Kota Batu digusur dan dipindahkan ke Pedongkelan.

"Tahun 94-95 ada lagi, ganti ruginya waktu itu Rp 500 ribu per meter. Sampai tahun 97 ganti ruginya jadi Rp 1 juta per meter. Sesudah itu, sudah. Krisis moneter," jelas Bari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com