Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Bisa Makan, PKL Nekat Gelar Lapak di Jalan KS Tubun

Kompas.com - 18/09/2013, 08:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Jati Baru, Tanah Abang, sudah bersih dari pedagang kaki lima (PKL). Tetapi, rupanya, mereka hanya pindah lapak ke Jalan KS Tubun, Slipi, Palmerah.

Para PKL itu menggelar lapak di sepanjang ruas jalan tersebut. Padahal, sebelumnya, jalan itu juga sudah ditertibkan oleh Satpol PP. Ketika tidak ada petugas, PKL dengan leluasa menggelar lapaknya.

Para PKL itu menggelar lapaknya mulai pukul 10.00 dan mengambil lokasi di samping Museum Tekstil atau sisi timur museum. Di lokasi itu, mereka berjualan hingga pukul 15.00.

Selepas pukul 15.00, para PKL memindahkan dagangannya ke depan museum hingga pukul 21.00. Akibatnya, ruas jalan tersebut belum bebas dari macet.

Beberapa PKL mengaku nekat berjualan di situ karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan. "Kami kan juga butuh uang untuk memenuhi kebutuhan," kata Mamat (61), salah seorang pedagang, Selasa (17/9/2013).

Terlebih lagi, kata dia, tempat yang akan menjadi relokasi para pedagang yang ada di Pasar Prima Slipi belum layak pakai.

"Saya berdagang di sini karena harus dapat uang untuk makan. Saya punya anak dan istri. Mereka semua butuh makan. Jadi, sementara dagang di sini, kecuali kalau Pasar Prima Slipi sudah selesai, kami mau pindah," kata Mamat lagi.

Sementara, lanjut Mamat, jika pindah ke Pasar Prima Slipi dipastikan pedagang harus membayar retribusi atau biaya sewa. "Makanya, banyak juga PKL yang pernah jualan di kawasan Tanah Abang pindah ke KS Tubun," ucapnya.

Menanggapi ini, Camat Palmerah Agus Triono menjelaskan bahwa telah ada rencana kawasan itu akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Oleh sebab itu, ungkap Agus, pihaknya akan segera menertibkan para PKL yang berdagang di sekitar Museum Tekstil.

"PKL sudah dilarang berjualan di jalanan. Kami ingin buat RPH untuk mengembalikan ke fungsi asalnya. Saat ini dalam tahap pengerjaan," kata dia.

Selain itu, Agus juga akan mengerahkan 20 petugas Satpol PP setiap harinya untuk melakukan pengawasan pascapenertiban. PKL yang berada di museum, menurut Agus, berjumlah 30 orang. Mereka belum direlokasi ke Pasar Prima Slipi karena rolling di pasar tersebut belum diperbaiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com