Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN dan Acungan Jempol untuk Jokowi

Kompas.com - 19/09/2013, 08:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menggagas pertemuan antara kepala daerah kota di negara ASEAN mendapat sanjungan dari rekan separtainya, Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait. Jokowi, ungkap pria yang akrab disapa Ara itu, mengingatkannya kepada kiprah sang proklamator RI, Ir Soekarno, dalam gerakan negara-negara non-aliansi, Nonblok.

"Gagasan dia (Jokowi) memang mengingatkan kita pada Bung Karno saat berkiprah di Nonblok. Bung Karno melalui Nonblok jadi titik gravitasi dalam perjuangan menuntut posisi strategis. Begitu juga Jokowi di acara se-ASEAN itu," ujar Ara kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2013).

Gerakan Nonblok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara yang tak beraliansi dengan blok kekuatan besar mana pun (kala itu Amerika Serikat dan Uni Soviet). Tujuan organisasi ini menjamin kemerdekaan, kedaulatan, dan keamanan dari negara-negara pesertanya.

Indonesia berbangga hati karena Ir Soekarno adalah salah satu pendiri gerakan Nonblok bersama empat pemimpin negara lain, yakni Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.

Ara mengatakan, manuver sang mantan Wali Kota Surakarta tersebut patut diacungi jempol, mengingat perdagangan bebas negara ASEAN 2015 sudah di depan mata. Namun, masyarakat Indonesia seakan belum sadar akan hal tersebut. Layaknya menggalang kekuatan negara Nonblok ala Bung Karno, Jokowi pun menggalang kerja sama dengan negara lain meski aspek kerja sama memiliki ruang lebih kecil dari gerakan Nonblok.

Melalui pertemuan tersebut, Ara berharap Jakarta mampu menjadi contoh kota-kota lain di Indonesia bagaimana mempersiapkan diri dalam menyambut perdagangan bebas, bagaimana mempersiapkan produk lokal agar bisa bersaing dengan produk lain, dan bagaimana menilik kata Jokowi, "menyerbu, bukan diserbu".

"Kota Jakarta harus menjadi pemenang dalam era globalisasi karena ukuran jadi pemenang itu bukan hanya dari ketersediaan pasar, tapi juga unggul produk-produk lokalnya," ujar dia.

Jika Jokowi mampu mewujudkan hal tersebut, bukan tidak mungkin DKI Jakarta dengan ASEAN menciptakan persepsi masyarakat dunia yang sama, seperti halnya New York yang menjadi markas PBB dan Brussel, Belgia, untuk Uni Eropa.

Siap menyerbu, bukan diserbu

Jokowi menegaskan, Jakarta harus menjadi salah satu kota yang siap saat menyambut perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN 2015 mendatang. Meningkatkan kualitas sekaligus memperbaiki tata manajemen produk lokal pun harus dilakukan.

"Kalau ketakutan (produk lokal tak dapat bersaing), ya harus disiapkan. Kita harus siap menyerbu, bukan diserbu," ujar Jokowi di sela-sela pertemuan dengan para gubernur ibu kota negara-negara se-ASEAN.

Aspek paling utama yang paling memengaruhi persaingan adalah harga yang harus kompetitif. Harga barang, kata Jokowi, erat kaitannya dengan harga bahan baku, upah buruh, pajak, pungutan, serta pengeluaran lain yang ada di suatu kota. Ia pun akan mengupayakan agar hal-hal tadi bisa diminimalisasi agar tak membuat harga jadi mahal.

Hal kedua adalah bagaimana mempromosikan barang dagangan tersebut. "Kemudian, kualitas barang. Kalau standar baik, jualnya mudah, semuanya harus dikemas dengan kualitas baik," ujarnya.

Namun, Jokowi menolak jika gebrakannya itu dia anggap melangkahi wewenang pemerintah pusat. Sebagai tuan rumah, Jokowi mengaku hanya mengungkapkan prospeknya untuk mengembangkan produk lokal andalan agar tak kalah bersaing saat perdagangan bebas di ASEAN 2015 mendatang. Hal itu dianggap tak melangkahi wewenang pusat.

"Kan dipimpin Dirjen Luar Negeri. Ada Sekertaris ASEAN juga, makanya tadi (kemarin) habis pidato pembukaan, acara kan saya kembalikan ke dia (Dirjen) untuk ditindak," lanjut Jokowi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com