JAKARTA, KOMPAS.com — Tertangkapnya dua orang yang diduga pembunuh Holly memunculkan berbagai kemungkinan mengenai siapa otak pembunuhnya. Namun, dilihat dari keterlibatan pembunuh bayaran, tampaknya itu menunjuk ke arah bahwa otak pembunuhan adalah orang dekat. Dalam berbagai kasus pembunuhan serupa, pelakunya kerap orang dekat.
Motif yang paling memungkinkan adalah karena sakit hati. Orang tersebut merasa sakit hati yang tidak bisa dikendalikan sehingga untuk mengobatinya hanya satu, yaitu menghilangkan nyawa orang yang telah menyakitinya.
Status Holly sebagai istri pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diduga bisa menjadi alasan utama terbunuhnya Holly. Saat ini, saya yakin polisi tengah menelusuri siapa yang paling sakit hati sehingga menyewa pembunuh bayaran.
Dari informasi bahwa Holly tak punya hubungan bisnis dengan siapa pun, ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa yang bersangkutan tewas dalam kondisi seperti itu. Namun, ada catatan menarik, yakni Holly jelas-jelas punya banyak teman lelaki.
Dari sini bisa ditarik kesimpulan ada potensi yang menumbuhkan benih-benih kecemburuan. Jika ini benar, maka otak pembunuhannya itu pasti orang yang berada di lingkaran percintaan Holly.
Ada beberapa kemungkinan terkait terbunuhnya Holly. Kemungkinan pertama, pembunuhan Holly didalangi oleh orang yang sakit hati karena Holly telah menyakitinya, misalnya karena Holly merebut cinta orang yang disayanginya.
Kemungkinan kedua adalah pria yang dekat dengan Holly karena Holly dianggap banyak mintanya, atau Holly memiliki rahasia orang tersebut sehingga dianggap bisa merepotkan orang itu.
Kemungkinan ketiga, otak pembunuhnya adalah teman lelaki Holly yang sakit hati lantaran Holly menikah siri dengan pejabat BPK. Menurut perkiraan saya, pembunuh Holly berasal dari mereka itu. Polisi tinggal meneliti dari beberapa kemungkinan tadi sehingga misteri pembunuhan ini bisa terungkap.
Ada banyak cara untuk mendapatkan pembunuhan bayaran dan ternyata bayarannya tidak besar. Saya pernah menemukan suatu kasus di Tangerang. Seorang pembunuh bayaran hanya dibayar Rp 1 juta. Namun, saat itu, ternyata pembunuhnya memang orang dekat dengan sang otak pembunuh dan tak suka penyuruhnya itu terus disiksa.
Waktu itu kasusnya istri jadi otak pembunuh suami. Pembunuhnya ialah keluarga juga yang tak senang melihat si istri dipukuli terus oleh suaminya. Kasusnya ketika itu ialah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). (ote)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.