Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Banyak dari Warga Pendukung, Penolak LA City Tetap Berunjuk Rasa

Kompas.com - 12/10/2013, 15:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Serikat Buruh Sejahtera Indonesia maupun LBH Jakarta tidak jadi hadir dalam aksi unjuk rasa di lokasi pembangunan Apartemen LA City, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Unjuk rasa menolak pembangunan LA City akhirnya hanya diikuti segelintir orang, tak sampai sepuluh orang.

Bisri Mustofa, salah satu warga RW 04, Kelurahan Lenteng Agung, yang memimpin unjuk rasa mengatakan, sudah sewajarnya warga setempat menolak pembangunan apartemen tersebut. Dia beralasan, proyek pembangunan apartemen menyalahi penyempurna hijau umum (PHU) yang merupakan daerah resapan air.

"Sesuai Perda No. 1 Tahun 2012 untuk RTRW 2013, itu jelas-jelas menyalahi aturan," kata Bisri dalam orasinya, Sabtu (12/10/2013).

Menurut Bisri, pelanggaran itu akan memberi dampak kerusakan permanen pada lingkungan setempat. Ia memperkirakan akan terjadi banjir di pemukiman warga, air sumur kotor dan tercemar, kekeringan dan krisis air bersih, serta tanah longsor.

"Belum lagi kebisingan, keresahan sosial, dan ancaman keselamatan jiwa bagi warga setempat," ujarnya.

Sementara itu, belasan orang warga RW 04 yang hadir lebih dulu di lokasi tersebut justru mendukung pembangunan apartemen. Menurut Ketua RT 10/RW 4 Yayat Rokhiyat, warga asli Lenteng Agung tidak pernah merasa keberatan dengan pembangunan apartemen. Mereka bingung karena ada pihak yang menolak pembangunan apartemen dengan mengatasnamakan warga Lenteng Agung.

"Kita warga di sini justru malah terbantu dengan pembangunan apartemen. Jadi yang demo ini warga yang mana?" kata Yayat.

Ia menduga pihak yang mengatasnamakan warga Lenteng Agung dan menolak pembangunan apartemen itu bukan warga Lenteng Agung. "Yang mau demo hari ini saja katanya SBSI, mereka berangkat dari Tanah Tinggi (Jakarta Pusat)," ujarnya.

Unjuk rasa menentang apartemen itu tidak berlangsung lama. Aksi pengunjuk rasa dimulai sekitar pukul 10.15 WIB dan berakhir sekitar pukul 11.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com