Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Banjir, Pembebasan Lahan Terkendala Dokumen

Kompas.com - 22/10/2013, 07:30 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Pembebasan lahan proyek normalisasi kali terkendala pada lambannya penerbitan dokumen petak bidang tanah. Hal itu mengakibatkan tahapan proses pembebasan lahan kian panjang. Penanganan banjir tahun ini pun tidak maksimal sehingga Jakarta belum bebas banjir.

”Proyek normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter masih terbentur pembebasan lahan. Persoalan yang kami hadapi saat ini adalah lambannya penerbitan dokumen petak bidang tanah dari Badan Pertanahan Nasional,” kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Jaringan Utilitas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi DKI Jakarta Edi Sudrajat, Senin (21/10/2013).

Dokumen yang dimaksud berisi data tentang luas tanah, penghuni, dan bukti kepemilikan. Dokumen petak bidang, kata Edi, sangat membantu percepatan pembebasan lahan di sungai-sungai yang dinormalisasi. ”Sudah berkali-kali kami minta dipercepat penerbitan petak bidang kepada BPN, tetapi dokumen yang keluar satu-satu,” kata Edi.

Di Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, misalnya, dari 9 kelurahan yang akan dibebaskan lahannya, baru di 4 kelurahan yang sudah terbit dokumen petak bidang. Di 4 kelurahan ini terdapat 9 bidang tanah seluas 24.969 meter persegi yang sudah dibebaskan. Nilai tanah yang dibebaskan itu Rp 42,821 miliar. Lahan yang belum dibebaskan di Kali Pesanggrahan sepanjang 28 kilometer.

Sementara itu, pembebasan lahan di Kali Angke dalam proses pematokan dan inventarisasi. Pembebasan lahan di Kali Sunter saat ini dalam proses musyawarah mengenai harga.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui proyek normalisasi terganjal pembebasan lahan yang lamban. ”Kami juga sudah bekerja dengan baik bersama Kementerian PU, tetapi di lapangan tidak bisa segampang yang dibicarakan,” ujar Jokowi.

Pembebasan lahan sulit dilakukan karena semua bantaran kali yang akan dinormalisasi saat ini ditempati warga. Di bantaran Kali Ciliwung saja, saat ini dihuni 34.000 keluarga.

Selain sungai, normalisasi waduk dan pembangunan embung juga menghadapi kendala pembebasan lahan. Di Waduk Pluit, pengerukan endapan dan penataan kawasan terhambat lambannya pengosongan lahan. Sebagian keluarga telah direlokasi ke rumah susun, tetapi ribuan lainnya masih tinggal di sisi timur yang termasuk area genangan.

Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara Wagiman Silalahi mengatakan, pembangunan embung di Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, juga terhambat pembebasan lahan. Ada 27 bangunan berdiri di atas lahan seluas satu hektar milik pemerintah yang akan dibangun menjadi penampung air.

”Pembuatan embung belum bisa dimulai karena masih ada bangunan di atasnya. Lahan sebenarnya milik negara, tetapi dihuni warga,” kata Wagiman.

Camat Penjaringan Rusdiyanto mengatakan, Pemerintah Kota Jakarta Utara dan Kecamatan Penjaringan beberapa kali bertemu penghuni lahan calon lokasi embung.

Pemprov DKI saat ini terus melakukan pendekatan agar warga yang menduduki bantaran kali mau dipindahkan. ”Ada warga yang sudah mau, tetapi banyak pula yang belum mau. Nah, yang tidak mau ini harus diatur agar mau pindah,” katanya.

Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas PU Provinsi DKI Jakarta Joko Susetyo mengatakan, karena Jakarta ibu kota negara RI, pemerintah pusat seharusnya membantu mempercepat antisipasi banjir. Pemerintah pusat perlu segera mengeruk sungai besar yang jadi kewenangannya.

Bastari, Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PU, menampik tak melakukan percepatan antisipasi banjir musim ini. Kementerian PU saat ini sedang mengerjakan proyek normalisasi sungai. Proyek itu ada di Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter.

Pemerintah pusat, kata Bastari, juga mempercepat pembangunan lapis beton di Kanal Barat di ruas Jembatan Halimun- Jembatan Mas Mansyur. Tidak hanya itu, Kementerian PU juga memperbaiki titik tanggul yang bocor dan rusak.

Pengajar teknik lingkungan di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Firdaus Ali, menyayangkan lambannya langkah antisipasi banjir di Ibu Kota. Kerja sama aktif antara pemerintah daerah di Jakarta dan sekitarnya dengan pemerintah pusat belum terlihat. (FRO/NDY/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com