Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: PKL Kota Tua Banyak yang Tak Ber-KTP DKI

Kompas.com - 09/11/2013, 13:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak akan mengakomodasi tuntutan menambah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua, Jakarta.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut menuding, PKL yang tidak terdata oleh pihaknya berarti PKL yang tidak memiliki KTP DKI. "Enggaklah (menambah PKL). Banyak yang non-KTP DKI kok, mereka juga dudukin plasa," ujar Ahok seusai menghadiri acara Hospital Expo di Gedung JCC, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).

Ahok mengaku geram dengan tuntutan para PKL. Menurut Ahok, pihaknya tidak akan mengakomodasi pihak-pihak yang melanggar aturan. Menurut dia, merevitalisasi kawasan tersebut saja sudah merupakan kebaikan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Oleh sebab itu, ia meminta para PKL tidak memperkeruh suasana. "Anda sudah melanggar aturan. Kita mau atur Anda, malah Anda yang ngatur kita. Yang jelas tidak ada KTP DKI minta toko lagi, ya enggak bisa dong," lanjut Ahok.

Ahok menuding, tuntutan PKL tersebut didalangi oleh oknum yang selama ini mengambil keuntungan dari aktivitas PKL di kawasan bersejarah tersebut. Ia pun meminta seluruh pihak untuk melihat permasalahan serius ini secara terang benderang.

"Ada yang terima-terima duit selama ini. Itu ulah mereka. Pokoknya enggak ada. Enggak mau tahu," lanjut Ahok.

Seperti diketahui, rencana revitalisasi kawasan Kota Tua dipastikan mendapat protes dari PKL. Pasalnya, Pemprov DKI dapat data hanya 280 PKL yang tertampung di sana. Sementara dari asosiasi PKL menegaskan jumlah PKL di Kota Tua ada 700. Mereka curiga ada permainan data jumlah PKL dari tingkat kelurahan hingga ke wali kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com