Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Anggap Tudingan Ahli Waris Taman BMW Tak Masuk Akal

Kompas.com - 13/11/2013, 19:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta akhirnya angkat bicara soal tudingan yang dilontarkan Donald Guilamme Wolf, pihak yang mengklaim sebagai ahli waris kepemilikan taman Bersih Manusiawi dan Berwibawa (BMW), yang menyebut dirinya pernah menjadi konsultan pengembang, PT Agung Podomoro Land.

"Kalau ngomong begitu, tuduhan itu tidak masuk akal ya," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (13/11/2013).

Pada Selasa (12/11/2013) kemarin, kuasa hukum Donald, David Sulaeman, mendatangi dan mengadu kepada DPRD DKI. Dalam pengaduannya itu, David mengatakan kalau Basuki tak bisa berbuat apa-apa untuk penyelesaian sengketa BMW, karena ia pernah menjadi konsultan pengembang, PT Agung Podomoro Land.

Menurut Basuki, pengaduannya kepada DPRD DKI merupakan sebuah hal yang wajar dan semua pihak boleh mengadukan permasalahan apapun kepada dewan. Basuki pun meminta kepada Donald sebagai pihak yang mengklaim memiliki lahan yang akan dibangun stadion internasional itu untuk kembali menggugat dan memperjuangkan asetnya di pengadilan.

Namun ternyata dari permasalahan itu, Donald terbukti bersalah dan kini telah mendekam di jeruji besi dengan ancaman satu tahun kurungan penjara. Ia dijerat dengan Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan tuduhan memalsukan surat.

Donald mengklaim sebagai ahli waris yang sah, hanya berdasarkan Eingendom Verponding Nomor 309, yang dimiliki neneknya, Saamah. "Kalau begitu lama-lama kita gugat Balaikota punya nenek moyang kita saja. Emang bisa begitu? Enggak bisa. Pak Prijanto juga ikut-ikutan sekarang," kata Basuki.

Sebelumnya, David mengklaim kalau ia sudah pernah bertemu dengan Basuki dan memberikan segala macam bukti dan berkas-berkasnya. Namun, ternyata kedatangan mereka tidak mendapat sambutan baik oleh Basuki.

"Saya mendengar Ahok (sapaan Basuki) katanya pernah jadi konsultannya Agung Podomoro (pengembang yang juga klaim lahan BMW), apa karena itu dia jadi enggak enak sama Agung Podomoro?" kata David.

Permasalahan tanah yang ditaksir mencapai Rp 737 miliar ini terjadi setelah tanah yang diklaim milik Donald juga diakui PT. Agung Podomoro Land. Pada (8/6/2007), PT Agung Podomoro menyerahkan tanah tersebut kepada pemerintah DKI sebagai kewajiban fasilitas sosial-fasilitas umum dari tujuh perusahaan.

PT Agung Podomoro bertindak sebagai koordinator. Dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan Direktur PT Agung Podomoro Trihatma Kusuma Haliman, tercantum pasal yang mengatur bahwa tanah yang diserahkan tidak dalam keadaan sengketa, dan bebas dari segala tuntutan maupun gugatan. Namun, tanah tersebut tidak juga dibuat sertifikatnya.

Salah satu kebohongan pihak pengembang, kata David, adalah perbedaan serah terima lahan dan lahan yang tercantum di berita acara. Serah terima lahan yang diberikan kepada DKI hanya 12 hektar. Sedangkan yang tercantum di dalam berita acara seluas 26 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com