"RSCM tidak mengusir pasien, kita hanya menganjurkan ke rumah singgah. Tidak benar ada penelantaran kepada pasien (Akilah)," ujar Soejono dalam jumpa pers di Kantor Humas RSCM, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dokter Soejono menuturkan, keluarga pasien sempat menolak direkomendasikan ke rumah singgah. Dan dia memastikan, RSCM tidak pernah bertindak semena-mena terhadap kondisi pasien.
"Kita antarkan ke rumah singgah dan kita persilakan untuk tinggal di rumah singgah, tapi keluarga enggak mau. RSCM tidak pernah melakukan itu (menelantarkan)," katanya.
Mengenai alasan tak ditempatkan di ruang rawat inap, Soejono khawatir kesehatan Akilah akan terkontaminasi dengan pasien lain.
Tak hanya itu, dokter yang menangani Akilah pun sudah memberikan penanganan medis. Dokter sudah memberikan susu formula khusus, dan menyarankan untuk berobat jalan.
Di RSCM, kata Soejono, ruangan perawatan untuk pasien anak-anak memang terbatas. Oleh karena itu, dokter menempatkannya di ruang perawatan bedah anak BCh.
Terkait biaya pengobatan pasien, dia memastikan tidak mencapai miliaran rupiah, tetapi hanya ratusan juta. Dia tak mengetahui pasien menggunakan Jamkesmas.
"Untuk operasi dan pengobatan satu pasien sekitar Rp 600 juta hingga Rp 800 juta. Kalau dia pakai Jamkesmas, saya belum tau. Tapi kayaknya pakai pasien pakai Jamkesmas," imbuh Soejono.
Selain itu, kata Soejono, RSCM bisa berkoordinasi dalam hal keringanan biaya kepada pihak terkait. "Kita bisa bekerja sama dengan Pemda Lampung dan Kemenkes untuk menolongnya (Akilah)," pungkasnya.
Akilah menderita penyakit pengerasan hati (sirosis hati) dengan penyulit (komplikasi). Akibatnya Akilah mengalami kekurangan cairan, kesulitan makan, dan perut membuncit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.