Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi PMKS, Dinsos Rekrut Mantan PMKS di Jakarta

Kompas.com - 02/12/2013, 23:42 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menanggapi makin tingginya angka penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Ucu Rahayu mengatakan, pihaknya telah merekrut mantan PMKS untuk melakukan pengawasan di sejumlah titik yang menjadi pusat keramaian berkumpulnya PMKS.

"Sekarang di tempat-tempat rawan PMKS itu telah dijaga oleh 250 petugas yang merupakan unsur masyarakat. Petugas tersebut pernah jadi PMKS, dan direkrut untuk menjadi mitra dinas sosial," ujar Ucu saat ditemui wartawan di kantor Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2013).

Ucu mengatakan, di DKI Jakarta terdapat 40 titik rawan PMKS. Kebanyakan dari mereka berada di kawasan lampu lalu lintas jalan utama. Dari jumlah tersebut, Ucu mengklaim telah mengerahkan 250 petugas di 23 titik rawan di Jakarta. "Jumlah petugasnya masih kurang karena sisanya belum terjangkau pengawasannya," tutur Ucu.

Lebih lanjut, kata Ucu, 23 titik rawan yang paling dominan seperti di daerah Cempaka Putih, Senen, Matraman, Fatmawati, Pusat Grosir Cililitan (PGC), Galur, Bundaran Hotel Indonesia, Jalan Pramuka, dan Harmoni.

"Sejumlah titik tersebut sudah dijaga oleh petugas dari mitra dinas sosial, baik di pagi hari maupun malam hari, " katanya.

Langkah tersebut, diakui Ucu, terbilang efektif dalam mengurangi tingkat munculnya PMKS. "Sangat efektif pengawasannya, hal tersebut sudah dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun. Kami merekrut mereka untuk menjaga dan mengantisipasi bagi masyarakat yang akan mendatangi kembali titik rawan tersebut," ungkap Ucu.

Ucu pun mengakui masih adanya PMKS di waktu tertentu karena kurangnya petugas. Ia menilai, dengan adanya bantuan PMKS tersebut, masyarakat akan nyaman ketika melewati titik rawan. "Walaupun di jam-jam malam masih ada, namun pada saat jam-jam crowded para pengguna jalan cukup nyaman karena sudah berkurang PMKS," imbuhnya.

Menurut data rekapitulasi hasil penertiban PMKS, kata Ucu, terjadi peningkatan jumlah PMKS. Pada tahun 2012 tercatat 9.692 orang. Jumlah ini meningkat hingga November 2013 yang tercatat mencapai 10.620 orang.

Menurut Ucu, mereka yang ditertibkan yakni gelandang, pengemis, penyandang cacat, waria, PSK, pengamen, pemulung, dan anak jalanan. Ada juga orang stres atau psikotik, anak telantar, peminta berkedok kotak amal, pedagang asongan, joki 3 in 1, parkir liar, dan lain-lain.

Ucu menambahkan, dari hasil razia petugas, nantinya akan dibina di 27 panti di Jakarta. "Saat ini ada total 6.000 orang di 27 panti, di antaranya 24 panti untuk dilakukan pembinaan, sementara tiga panti sisanya menampung mereka yang telah dirazia penertiban PMKS," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com