Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Masih Ada Lurah yang Minta Sumbangan

Kompas.com - 04/12/2013, 13:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, tidak semua lurah di Jakarta bekerja dengan baik. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI akan mengevaluasi kinerja lurah dan camat pada Desember 2013.

Menurut Basuki, sejak dilaksanakan seleksi dan promosi jabatan terbuka atau lelang jabatan, kinerja camat dan lurah semakin baik. Meski demikian, masih ada lurah yang menarik pungutan liar kepada warga.

"Delapan puluh sampai 90 persen sudah oke untuk lurah. Nah, yang 10 persen itu masih ada lurah yang masih minta sumbangan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Praktik meminta sumbangan atau pungutan itu akan menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam evaluasi lurah dan camat. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk menakar seberapa cepat pelayanan terhadap kebutuhan warga. Basuki menyebutkan, kepuasan pelayanan kepada masyarakat itu merupakan aspek terpenting dalam penilaian lurah-camat.

Lurah dan camat, Basuki mengatakan, juga dapat menjamin tidak ada lagi pungutan liar di wilayahnya. Keduanya harus mengetahui warga mana saja yang seharusnya mendapat fasilitas kesejahteraan pemerintah. Saat ini, ada lurah dan camat hasil seleksi promosi terbuka yang kinerjanya sudah baik dengan membuka kantor pelayanan setiap hari dan hingga malam hari. Oleh karena itu, Basuki mengingatkan lurah dan camat agar lebih cepat mengetahui kondisi di wilayahnya masing-masing, bukan Jokowi atau Basuki yang tahu lebih dulu.

"Jangan sampai ada yang terlunta-lunta putus sekolah dan lurahnya tidak tahu. Masak mesti saya yang cari tahu," kata Basuki.

Basuki mengatakan, ada beberapa pejabat yang ingin dilayani daripada melayani. Padahal, menurut dia, pejabat itu bersifat melayani, bukan dilayani. Hal itulah yang harus terus ditanamkan kepada para PNS DKI muda.

Di samping itu, Pemprov DKI juga akan melakukan perampingan birokrasi, misalnya pada badan pelayanan umum pengadaan barang. Setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak akan memiliki badan lelang sendiri. Akan ada badan pelelangan untuk semua SKPD. Dengan itu, Pemprov DKI dapat menghemat hingga 1.000 orang PNS.

"Namun, bukan berarti pelayanan berkurang. Kalau memang butuh orang, akan kita tambah, dan kalau pelayanan yang ini cukup dengan orang sekian ribu, ya tidak perlu ditambah. Intinya melayani warga," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com