Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita-wanita Pengutil Beraksi di Pasar Tradisional

Kompas.com - 06/12/2013, 14:30 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah wanita pelaku pengutilan tak hanya melakukan aksinya di  pasar swalayan. Mereka pun kini menyasar barang jualan para pedagang di pasar tradisional. Lihat saja, selama sebulan ini, tiga wanita pengutil berhasil diamankan di Pasar Lontar, Jalan Manggar, Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Saat menjalankan aksinya, mereka bisa melakukannya sendirian atau secara berkelompok. Kelengahan pedagang dimanfaatkan mereka untuk memuluskan aksinya. 

Kamis (5/12/2013), salah satu pelaku berinisial N (35) berhasil diamankan petugas setelah tertangkap basah mencuri barang dagangan di toko kelontong milik Suardi Simbolon (34). Barang yang dicuri adalah sebuah bak pakaian plastik. 

"Dia itu sebenarnya sudah kami intai. Karena sebelum (kejadian) ini, dia juga yang mencuri bak mandi dari toko saya," ujar Suardi ditemui di kios miliknya, Jumat (6/12/2013).

Menurut pedagang yang telah berjualan selama 13 tahun di Pasar Lontar itu, N memang menjadikan pedagang di Pasar Lontar sebagai target untuk menjalankan aksinya. Tak cuma sendiri, N diduga juga melakukannya secara berkelompok. 

Kepala Keamanan PD Pasar Jaya unit Pasar Lontar Basuki Rahmat mengatakan, kasus pencurian terhadap pemilik toko sering terjadi di pasar itu. Bahkan, dalam satu bulan ini, pihaknya telah menangkap tiga pelaku pengutil.

"Umumnya pelaku perempuan, mereka pura-pura berbelanja. Kalau yang melapor kepada kita, dalam satu pekan ada saja beberapa orang, kalau yang enggak lapor, ya lebih lagi," ujarnya.

Menurut Basuki, memang Pasar Lontar telah menjadi target dari pengutil. Bahkan, sebelum peristiwa ini, pihaknya mendapati ada satu kelompok yang menggunakan mobil pikap, yang digunakan untuk mengedrop para wanita untuk mengutil.

"Agak jauh dari pasar mereka diturunkannya. Untuk beroperasi, para pengutil itu diberi waktu dan setelah itu mobil akan menjemput kembali mereka," katanya.

Namun, karena sudah terendus, kelompok itu kini tidak lagi beroperasi. Hanya, pihaknya masih kewalahan menghentikan aksi para pengutil tersebut. Hal itu disebabkan minimnya jumlah keamanan yang ada, yakni hanya empat orang. Mereka melakukan penjagaan untuk pasar yang memiliki luas 2662 m2 dengan jumlah lapak, los, dan kios sebanyak 615 unit.

"Paling kita hanya mengimbau agar para pedagang lebih berhati-hati. Selain itu, kita juga akan meningkatkan pengawasan di dalam pasar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com