Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Raharja Santuni Rp 25 Juta untuk Korban Meninggal KRL

Kompas.com - 09/12/2013, 19:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- PT Jasa Raharja menyatakan akan menyantuni korban tewas dalam kecelakaan KRL vs Truk sebesar Rp 25 juta. Selain menyantuni korban meninggal, Jasa Raharja turut menanggung biaya pengobatan korban sebesar maksimal Rp 10 juta.

"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 1964, santunan meninggal dunia 25 juta. Untuk korban luka-luka maksimal 10 juta rupiah," kata Kepala Urusan Administasi Santunan Divisi Pencegahan dan Pelayanan Kantor Pusat Jasa Raharja Handri, di RS dr Suyoto, Senin (9/12/2013) malam.

Menurutnya, ada beberapa korban meninggal yang ahli warisnya berada di luar kota. Mereka yakni Darman Prasetyo (Masinis) dengan alamat Desa Jenar Wetan RT 3 RW 2, Purwodadi, Purworejo, dan Agus Suroto (Asisten Masinis) dengan alamat Desa Sambong RT 3 RW 1 Sambong, Blora, Jawa Tengah.

Sementara korban tewas lain yang juga mendapat satunan Rp 25 juta, yakni Sofian Hadi (Petugas Layanan KRL), alamat Jalan Kartini gang Mawar 3 RT 2 RW 2 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur. Rosa Elisabet (penumpang KRL) Jalan Camar 10 Blok AJ/02 Bintaro Jaya Sektor 3 Tangerang Selatan, serta Alrisha penumpang yang juga tewas dan yang baru teridentifikasi (alamat belum ada-red).

Untuk korban luka, kata Handri, akan ditanggung sesuai dengan biaya pengobatannya di rumah sakit tempat dirawat. Pihaknya sudah menyebar petugas untuk mendata para korban luka di berbagai rumah sakit, seperti di RS dr Suyoto, RS Fatmawati, RSPP, dan lainnya.

"Kita menyerahkan jaminan ke RS, berapa biaya korban yang tadi dirawat dengan ketentuan maksimal 10 juta. Jadi kalau 1 juta, kita bayar 1 juta," ujar Handri

Dia melanjutkan, apabila ada korban luka yang berobat di rumah sakit dengan biaya sendiri, atau berobat jalan, bisa melakukan klaim di kantor Jasa Raharja terdekat. Nantinya, data-datanya akan disesuaikan dengan data yang terdapat di rumah sakit.

"Walaupun korban hanya mendapatkan pertolongan, kita catat alamat. Masuk berobat jalan di RS lain, dengan biaya sendiri, bisa mengajukan klaim. Dari data yang kita punya juga, kita bisa datangi alamat korban. Bisa via telpon," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com