Sukarwo sampai-sampai bertengkar karena walau ia telah memberikan tanda peringatan, berupa sirine tanda kereta datang, atau palang pintu kereta sudah turun, tetap saja banyak pengendara yang tak menghiraukannya. Sukarwo menceritakan, dirinya pernah dimaki-maki, bahkan dipukul oleh pengendara lantaran menegur sang pengendara saat palang pintu sudah ditutup. Akan tetapi, pengendara tersebut tetap saja menyelonong masuk.
"Cekcok mah sering. Dipukul saja saya pernah gara-gara negor orang yang nerobos," ujarnya di pos pintu kereta Pondok Betung, Selasa (10/12/2013).
Penerobos pelintasan kereta, kata Sukarwo, banyak dilakukan kendaraan roda dua. Penerobosan sering dilakukan saat arus lalu lintas sedang dalam keadaan macet. Tetapi, ketika lengang pun, masih ada juga kendaraan yang nekat menerobos.
"Ya, memang perilaku pengendara seperti itu. Maunya cepat sampai walau mempertaruhkan nyawa," ujarnya.
Ketika pintu kereta sudah ditutup, Sukarwo tetap memberikan peringatan melalui pengeras suara. Bila tetap ada yang menerobos, ia menegur pengendara secara lisan. Karena itulah, Sukarwo sering bertengkar dengan pengendara yang menerobos.
Walau sering dicaci maki, bahkan pernah dipukul, Sukarwo mengaku tidak menyimpan dendam yang mendalam. Ia justru senang bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Sudah delapan tahun Sukarwo menjadi penjaga pintu kereta. Selama menjaga, terhitung sudah lebih dari lima kali pintu kereta diganti karena rusak ditarik penerobos yang terjebak di pelintasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.