Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Nakal Kerap Terjebak di Pelintasan Cipinang

Kompas.com - 12/12/2013, 14:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengendara kendaraan yang melintasi pintu pelintasan kereta Cipinang, Jakarta Timur, kerap menyerobot lampu lalu lintas yang terpasang di lokasi tersebut. Akibatnya, mereka kerap terjebak setelah melintasi jalur kereta jika kendaraan dari arah Lembaga Pemasyarakatan Cipinang menuju Klender menyala hijau.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Kamis (12/12/2013), terpasang empat lampu lalu lintas di persimpangan untuk tiga jalur berbeda. Lampu merah pertama terpasang bagi kendaraan yang melalui Jalan Raya Bekasi Timur menuju arah Klender. Lampu merah berikutnya terpasang bagi jalur sebaliknya. Dua lampu merah berikutnya terpasang dari arah Cipinang Kebembem dari Pulogadung menuju Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Dua titik lampu merah tersebut yang kerap diserobot pengendara sehingga mereka terjebak di lampu merah selanjutnya.

Tampak, pengendara hanya berpatokan dari buka tutupnya pintu pelintasan, tetapi tidak menaati meski lampu menyala merah. Oleh karena itu, kendaraan yang sudah melintasi pelintasan tertahan di lampu merah selanjutnya.

Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta Sony mengatakan, penyebab terjadinya hal itu karena pengendara yang melintas kerap membandel dan tidak mematuhi rambu lalu lintas. Hal itu menurutnya dapat membahayakan keselamatan.

Ia mengatakan, jika lampu lalu lintas menyala merah, maka kendaraan harus tetap berhenti meskipun tidak ada perjalanan kereta. "Kalau ada persilangan di sana ada lampu lalu lintas, dan palang pintu terbuka tetapi lampu menyala merah, itu tetap tidak boleh dilanggar," ujar Sony.

Selain itu, perjalanan kereta menurutnya menjadi prioritas. Kendati demikian, Sony mengatakan, penegakan hukum hanya dapat dilakukan oleh pihak kepolisian. "Dari Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berhak menindak adalah polisi lalu lintas," ujar Soni.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Mirza Aryadi Soelarso mengatakan, kendaraan yang melintas di jalur pelintasan Cipinang memang cukup padat. Antrean kendaraan memang kerap terjadi di wilayah tersebut. "Saya lihat memang suka kendala, pas pelintasan lagi sibuk atau padat, suka menimbulkan antrean cukup panjang," ujar Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com