"Saya juga baru kenal dengan mereka, satu jemaah pengajian," ujar Muzdalifah yang mengenakan jilbab dan cadar hitam di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2013).
Menurut Muzdalifah, enam terduga teroris tersebut adalah anak-anak angkatnya. Dia mengaku baru mengetahui keenam korban berada di RS Polri dari media yang memberitakan kematian mereka.
Muzdalifah datang bersama lima orang laki-laki, satu wanita bercadar, dan dua anak kecil. Salah seorang dari anak tersebut adalah anak dari Dayat, salah seorang terduga teroris yang tewas.
Keluarga dari enam terduga teroris juga menolak proses identifikasi yang kini tengah dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. Mereka berharap keenam jasad tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Penolakan otopsi dan identifikasi disebabkan keluarga telah menerima dan mengetahui mengenai penyebab kematian korban.
Berdasar syariat Islam, kata Muzdalifah, jenazah harus segera dimakamkan. Rencananya, keenam jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, setelah serah terima dari kepolisian kepada pihak keluarga.
Saat ini, enam jenazah terduga teroris, yaitu Daeng alias Dayat alias Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril, masih berada di RS Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.