Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Diintai Banjir Lagi, Nanti Malam Air Pasang

Kompas.com - 15/01/2014, 08:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — 
Berdasarkan analisis Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir besar masih mengintai Jakarta. Apalagi, Rabu (15/1) ini akan terjadi bulan purnama yang mengakibatkan pasang air laut. Curah hujan tertinggi juga masih akan terjadi pada Maret. Hingga kemarin malam, bencana banjir di Jakarta menewaskan empat warga.

Humas BNPB Sutopo, Selasa, mengatakan, banjir yang terjadi saat ini baru sebagian kecil. Berdasarkan rata-rata curah hujan 100 tahun terakhir, puncak hujan di Jakarta terjadi pada Januari kemudian menurun pada Februari dan akan meningkat lagi pada Maret.

”Banjir yang terjadi saat ini masih bisa terulang,” katanya.

Hari ini juga akan terjadi bulan purnama. Siklus alamiah ini akan menyebabkan air laut pasang, yang bisa mengakibatkan aliran air dari sungai-sungai di Jakarta sulit mengalir ke laut.

Untuk mengurangi dampak banjir, dibutuhkan antisipasi jangka pendek dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca, yang dilakukan dari 14 Januari hingga Maret. Langkah ini dibutuhkan karena penanganan banjir di Jakarta berupa normalisasi sungai belum ada yang selesai. ”Melihat drainase dan tata ruang belum mendukung sepenuhnya untuk pengendalian banjir,” kata Sutopo.

Adapun dana modifikasi Rp 20 miliar jauh lebih murah daripada kerugian dan kerusakan yang disebabkan bencana banjir. Bencana banjir yang melanda Jakarta tahun 2013, Jakarta merugi hingga Rp 7 triliun.

Korban tewas

Banjir yang merendam sejumlah kawasan di Jakarta hingga Selasa telah menyebabkan lima warga Jakarta tewas, yakni Zulfikar (22), warga Jalan Prumpung Sawah, Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur; Hidayat (35), warga Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara; Haji Masri (76), warga Bidara Cina; Fatimah binti Mulyadi, warga Duri Kosambi, Cengkareng; dan Asep (25), warga Jalan Mawar, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan data yang dihimpun Polda Metro Jaya, Zulfikar diduga mencoba berenang mengikuti temannya, tetapi terbawa arus dan tenggelam di Sungai Ciliwung. Jasadnya ditemukan tim SAR di Jembatan Kampung Melayu, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin, sekitar pukul 17.30. Asep diduga terpeleset saat banjir, sementara korban tidak bisa berenang. Jasad laki-laki asal Brebes itu ditemukan tertelungkup di pojok kamar mandi saat banjir sudah surut, Selasa, sekitar pukul 04.50.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, kepolisian tidak menerima laporan terjadinya pidana atau kriminalitas di wilayah banjir sepanjang Senin-Selasa.

Adapun mengenai kondisi wilayah yang banjir, sampai pukul 14.00 kemarin masih terdapat 48 lokasi banjir atau genangan air. Lokasi itu, 2 di wilayah Jakarta Pusat (Karet Tengsin dan Petamburan), 1 di Jakarta Utara (Penjaringan), 29 di Jakarta Barat (antara lain di Kedoya, Duri Kepa, Kembangan Selatan, Meruya, dan Srengseng), 2 di Jakarta Selatan (Kalibata dan Bukit Duri), serta 3 di Jakarta Timur (Kampung Pulo, Kampung Melayu, Bidara Cina).

Selain itu, banjir juga terjadi di 9 lokasi di Tangerang Kota, 1 lokasi di Tangerang Kabupaten, dan 1 lokasi di Bekasi Kabupaten.

Tidak ada laporan terjadi banjir atau genangan di Kota Bekasi, Depok, dan Kepulauan Seribu.

Sejumlah jalan kemarin juga tergenang banjir. Sebagian bisa dilintasi, sementara sebagian lagi menyebabkan arus lalu lintas putus. Di Karet Tengsin, air setinggi sekitar 20 sentimeter sudah bisa dilintasi. Di Bendungan Hilir, ketinggian air sekitar 1 meter sehingga belum bisa dilintasi.

Di Jalan Raya Kapuk Muara, Jakarta Utara, genangan setinggi 70 sentimeter belum bisa dilintasi. Di Jalan Kramat Raya, air setinggi 10 sentimeter bisa dilintasi. Di Jakarta Barat, Jembatan Dua arah Pesing (depan Duta Mas), air setinggi 30 sentimeter bisa dilintasi. Sementara di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan (depan Nestle), air setinggi 50 sentimeter belum bisa dilintasi.

Lurah Kapuk Muara Purnomo mengatakan, genangan berangsur surut pada Selasa pagi hingga sore. Ada sekitar 2.800 jiwa di wilayahnya yang terdampak banjir. Namun, hanya sekitar 200 orang yang mengungsi di pos pengungsian. ”Muka air laut tidak terlalu tinggi dua hari ini sehingga dampak banjir tidak lebih parah. Petugas mengantisipasi luapan air kali dengan meninggikan dan menutup celah tanggul dengan karung pasir,” ujarnya.

Para pengungsi korban banjir di Jakarta Pusat telah kembali ke rumah masing-masing, Selasa pagi. Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah menginstruksikan agar dapur umum tetap diaktifkan untuk membantu korban banjir. Ribuan nasi kotak terus didistribusikan oleh Palang Merah Indonesia Jakarta Pusat dan para sukarelawan. (RTS/RAY/MKN/RWN/MDN/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com