"Semalam sekitar jam 11 malam, tenda itu besinya roboh kena warga, pingsan," kata koordinator pengungsi yang juga Ketua RT 17 RW 19, Roni Ibrahim, di sekitar Waduk Pluit, Minggu (19/1/2014).
Warga itu, kata Roni, dilarikan ke Rumah Sakit Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara dengan menggunakan bajaj. Ia mengaku belum mengetahui informasi tentang kondisi terkini korban kesehatan.
Roni menuturkan saat ini ada sekitar 660 orang pengungsi di tenda tersebut. Sayangnya, kebanyakan warga memilih untuk tetap tinggal di rumahnya meski pemukiman warga direndam banjir sekitar 1 meter. "Mereka ke sini (posko pengungsi) cuma buat ngambil nasi bungkus aja," ucapnya.
Sejauh ini, lanjutnya, ada beberapa pihak yang memberikan bantuan, seperti dari Lurah Pluit, PT Pelindo, dan gereja sekitar Pluit. Beberapa bantuan diantaranya air mineral, nasi bungkus, mi instan, roti, dan selimut. Sementara untuk air bersih disediakan pos polisi.
Hal senada dikatakan warga, Warlan (46). Pada malam hari, ia memilih kembali ke rumahnya untuk tidur karena kondisi tenda yang dinilainya tidak layak. Ia mengaku kedinginan saat mencoba tidur di tenda.
Berdasarkan pantauan, di depan pos polisi Pluit Timur hanya ada satu tenda yang berdiri. Menurut Roni, tenda itu lebih banyak dimanfaatkan sebagai tempat menaruh barang bantuan. Sementara warga lebih banyak mengungsi di pos polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.