Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korlantas: Setiap Hari, 69 Tewas di Jalan

Kompas.com - 21/01/2014, 20:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Angka kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2013 masih terbilang tinggi meski mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Setidaknya, sebanyak 69 orang diperkirakan meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi.

"Angka kecelakaan lalu lintas masih relatif tinggi. Secara kuantitas per bulan, per hari, dan per jam bukan lagi ngeri-ngeri sedap, tapi ngeri-ngeri sekali. Dalam satu hari, tercatat 69 orang meninggal dunia akibat kecelakaan yang terjadi," kata Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Pudji Hartanto saat melaksanakan focus group discussion (FGD) bersama wartawan di Mabes Polri, Selasa (21/1/2014).

Pudji mengatakan, sepanjang 2013, terjadi 101.037 kecelakaan lalu lintas dengan korban jiwa mencapai mencapai 25.157 jiwa. Untuk korban yang mengalami luka berat, terdapat 29.347 jiwa dan 113.131 jiwa mengalami luka ringan. Kerugian materiil yang diakibatkan dari kecelakaan tersebut mencapai Rp 254,6 miliar.

Sementara pada tahun 2012 jumlah kecelakaan yang terjadi mencapai 117.949 kejadian dengan korban jiwa mencapai 27.441 jiwa. Korban yang mengalami luka berat sebanyak 39.704 jiwa dan 128.312 jiwa mengalami luka ringan. Kerugian materiil mencapai Rp 298,6 miliar.

Pudji menambahkan, masih tingginya korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan masih banyaknya masyarakat yang tidak menaati peraturan berkendara di jalan. "Awal dari sebuah kecelakaan bermula dari adanya pelanggaran sekecil apa pun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com