Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Tiga Waduk Baru di Jakarta Selesai 2015

Kompas.com - 03/02/2014, 10:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan lahan seluas 340 hektar untuk pembangunan sembilan waduk baru. Targetnya, tiga waduk baru selesai dikerjakan pada 2015.

Rencananya, tiga waduk tersebut akan diprioritaskan pembangunannya pada bulan ini, yakni waduk di wilayah Rorotan, Marunda, dan Cengkareng.

"Anggarannya masih belum bisa diprediksi. Yang pasti, tiga waduk kami targetkan selesai di tahun 2015," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan di Balaikota Jakarta, Senin (3/2/2014).

Sementara pembangunan waduk lainnya terletak di sekitar Kali Tunjungan dengan luas 90 hektar, di Cengkareng dengan luas 120 hektar, di Cakung dan Cilincing dengan luas 20 hektar sampai 50 hektar, dan di bagian selatan daerah Pantai Indah Kapuk dengan luas 30 hektar.

Sebagian besar pembangunan sembilan waduk itu, kata Manggas, dibangun di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Waduk-waduk itu akan digunakan sebagai penampung dari saluran-saluran penghubung di sekitar waduk sebelum dialirkan ke laut.

Manggas menjelaskan, sembilan waduk baru itu mampu menampung debit air sebanyak 3,4 juta meter kubik tiap satu meter kedalaman waduk. Apabila rata-rata kedalaman waduknya itu lima meter, debit air yang tertampung mencapai 17 juta meter kubik. Karena itu, ia meyakini waduk-waduk baru ini mampu mengurangi timbulnya titik-titik genangan di Jakarta secara signifikan.

Menurut anggota Komisi D (bidang pembangunan) DPRD DKI Jakarta M Sanusi, kebutuhan anggaran untuk penyediaan lahan kesembilan waduk ini diperkirakan sekitar Rp 180 miliar. Biaya pengerukannya diperkirakan membutuhkan anggaran mencapai Rp 200 miliar.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pembangunan tiga waduk pada awal pelaksanaan itu direncanakan rampung dalam jangka waktu satu tahun. Sementara, penyelesaian seluruh waduk dalam jangka waktu dua tahun.

Melalui pembangunan sembilan waduk, normalisasi waduk, serta pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi, Jokowi meyakini dapat mengurangi hingga 40 persen titik banjir. "Yang penting, kita jangan masuk ke perencanaan terus, langsung ke pelaksanaan. Anggarannya juga saya enggak hafalin," ujarnya.

Pembangunan waduk ini sebagian besar dilakukan dengan mengubah lahan ruang terbuka hijau (RTH) sehingga Pemprov DKI tidak banyak lagi melakukan pembebasan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com