Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Asal Busnya Enak, Pasti Warga Mau Beralih

Kompas.com - 07/02/2014, 14:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kenyamanan menggunakan angkutan umum harus ditingkatkan. Jika tidak, warga akan lebih senang memakai kendaraan pribadi karena lebih nyaman.

Pagi ini, Basuki merasakan menjadi penumpang bus kota terintegrasi busway (BKTB) dari Waduk Pluit ke Monumen Nasional. Bus itu berjalan di jalur bus transjakarta, tetapi tetap saja terhalang kemacetan karena jalur itu juga diserobot kendaraan pribadi. Akibatnya, Basuki baru tiba di kantor setelah satu jam lebih dalam perjalanan. Menurutnya, jika menggunakan mobil pribadi, waktu tempuhnya bakal lebih cepat dan nyaman.

"Kamu kalau naik bus satu jam sama satu jam naik kendaraan pribadi, pilih mana? Ya, pasti naik mobil pribadi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Ia mengatakan, warga mana pun pasti akan lebih memilih untuk menikmati kemacetan Jakarta di dalam mobil daripada di dalam bus. Oleh karena itu, bus harus memiliki jalur eksklusif dan khusus agar terhindar dari macet. Sterilnya jalur bus itu juga untuk mengalihkan warga yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal sehingga jumlah mobil juga akan berkurang.

Untuk merealisasikan sterilisasi jalur bus tersebut, Pemprov DKI meminta bantuan kepada polisi. Jangan sampai jalur bus itu digunakan untuk mobil pribadi. Setelah steril, pemerintah tinggal memberlakukan denda yang tinggi bagi pelanggar aturan itu.

Selain jalur yang steril, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan di dalam BKTB maupun transjakarta. Di samping itu, Pemprov DKI akan terus menambah unit bus sedang dan transjakarta. Sebanyak 310 transjakarta dan 346 unit bus sedang telah dibeli. Di dalam APBD DKI 2014, terdapat anggaran untuk pembelian 2.500 bus sedang dan 700 unit transjakarta.

"Asal busnya enak, pasti warga mau beralih. Makanya, kita tambah bus terus, biar tiap 1 menit ada satu bus," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com