Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetangga Risih Anak di Panti Asuhan Samuel Tidak Diawasi

Kompas.com - 24/02/2014, 18:44 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Para tetangga Panti Asuhan Samuel di perumahan Summarecon Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, menyayangkan kurangnya pengawasan terhadap anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti tersebut. Hal itu dinilai membahayakan keselamatan anak-anak tersebut.

Leli (78), warga yang tinggal persis di sebelah Panti Asuhan Samuel, kesal sekaligus gemas dengan pengelola panti asuhan itu. Menurut Leli, dia kerap melihat anak-anak di panti tersebut berlarian keluar rumah. "Saya suka omelin mereka soalnya ini jalanan ramai, nanti kalau tertabrak mobil bagaimana?" katanya kepada Kompas.com, Senin (24/2/2014) siang.

Leli menuturkan, hampir semua anak, terutama yang masih kecil, berlarian keluar panti pada waktu berbeda-beda. Ada yang dari pagi, siang, bahkan malam hari masih ada yang bermain di luar. Mereka bermain tanpa ada yang mengawasi.

Warga lain, Endang (42), merasakan ada kejanggalan pada panti asuhan tersebut. Menurutnya, sama sekali tidak ada pemberitahuan mengenai izin pembangunan panti asuhan di dalam kompleks perumahan itu. "Kami baru tahu itu panti asuhan pas keluar lihat ada banyak anak-anak," ujar Endang.

Dia mengatakan, papan nama panti asuhan tersebut tidak dipasang sejak awal berdirinya. Warga baru mengetahui ada panti asuhan setelah ada plang nama The Samuel's Home.

Blangko kosong

Beberapa warga, termasuk Leli dan Endang, sempat mendapatkan surat selebaran atau blangko sebelum Panti Asuhan Samuel di kompleks tersebut beroperasi. Dalam blangko itu, tidak ada tulisan sama sekali alias kosong. Saat itu, satpam kompleks tersebut meminta tanda tangan Leli tanpa penyampaian informasi tentang tujuan penandatanganan blangko tersebut. "Ya bodohnya saya, ditandatangani juga, padahal enggak tahu buat apa," kata Leli.

Pada akhirnya, warga mengetahui bahwa tanda tangan tersebut sebagai bentuk persetujuan warga terhadap Panti Asuhan Samuel yang bertempat di dalam kompleks. Leli dan Endang mengatakan, tidak semua warga di sana dimintai tanda tangan.

Secara terpisah, Abin, petugas keamanan Sektor 6 Summarecon Gading Serpong, mengatakan bahwa pernah ada blangko kosong untuk tanda tangan warga. Menurutnya, sebelum panti asuhan itu ditempati, sudah ada permohonan izin dari panti asuhan itu kepada Ketua RT 09. Pemberian izin diserahkan kepada warga setempat dengan menyerahkan bentuk persetujuan.

Meskipun sudah ada izin panti, beberapa warga Sektor 6 menyayangkan tidak adanya pengawasan terhadap 35 anak di panti asuhan tersebut. Banyak anak yang bermain tanpa pengawasan, bahkan sampai ada yang naik ke atap rumah tingkat 2 panti asuhan tersebut. "Panti asuhan itu saya bilang belum layak, enggak safe," kata Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com