Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemburu Berujung Maut

Kompas.com - 14/03/2014, 08:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —  Mia Nuraini (15), siswi sebuah SMP di Jakarta Selatan, tewas setelah dianiaya sekelompok orang di Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan. Berdasarkan penyelidikan polisi, salah satu pelaku, A (17), adalah mantan kekasih korban. A tidak rela Mia menjalin hubungan dengan SS (17), musuhnya dalam komunitas geng motor.

Peristiwa naas itu terjadi pada Rabu (12/3) pukul 13.30 di Kampung Terogong, Jalan Bahari Raya RT 009 RW 010, Kelurahan Cilandak Barat. Saat itu, Mia membonceng SS hendak menjemput seorang teman di Terogong. Teman SS, SA, juga turut dalam perjalanan itu menggunakan sepeda motor sendiri.

Namun, tiba-tiba sekelompok pemuda yang mengendarai empat sepeda motor dan membawa senjata tajam, antara lain gir, mengejar Mia, SS, dan SA. Kelompok pengejar itu terdiri atas delapan orang dan kompak meneriaki SS dan SA, ”Maling, maling!”

Sempat terjadi kejar-kejaran sebelum akhirnya sepeda motor SS terjatuh. SS dan Mia tidak berdaya dipukuli. SA yang terus tancap gas pun terkena pukulan dan sabetan senjata tajam. Mia yang mengalami luka robek di kepala dan wajah meninggal setelah sempat dilarikan ke RS Fatmawati. Sementara SS dan SA yang luka parah, Kamis, masih dirawat.

Salah sasaran

Kepala Kepolisian Sektor Metro Cilandak Komisaris Sungkono mengatakan, Mia dikebumikan pada Rabu malam. Pada saat yang sama, enam dari delapan pelaku dibekuk polisi. Keenam pelaku tersebut adalah AHG (21), NP (16), IR (23), CY (19), PA (20), dan YH (19). PA dan YH perempuan. Namun, dua pelaku lain, yaitu A dan AF, masih buron.

Para pelaku dan korban tinggal berdekatan, yaitu di Gandaria, Kebayoran Baru, dan Kebayoran Lama. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan teman satu sekolah.

Dari pemeriksaan enam penganiaya Mia, A dikatakan pernah berseteru dengan SS. Teman-teman A juga pernah mendengar A meminta Mia tidak berpacaran dengan SS.

”Lu jangan pacaran sama dia. Gua ga rela. Itu salah satu perkataan A kepada Mia yang didengar teman-temannya,” kata Sungkono.

Menurut Sungkono, A dan SS dari dua kelompok pemuda yang berbeda. ”A itu katanya kelompok Jatayu. Sementara SS dari Radio Dalam. Mungkin sudah lama berseteru. Jadi, sasaran kelompok A ini sebenarnya SS bukan Mia,” katanya.

Sungkono menegaskan, pihaknya berupaya keras dan secepatnya membekuk A dan AF. Para pelaku melanggar Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang berakibat hilangnya nyawa seseorang. Ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Keluarga baru mendapat kabar bahwa putri kelahiran 8 Agustus 1998 itu tengah dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu pukul 02.00. Mia yang dirawat intensif hingga pukul 12.00 meninggal.

Anak pendiam

Abdul Haris (53), ayah Mia, mengatakan, setiap pulang sekolah Mia lebih sering diam di rumah. Bermain bersama adik sepupu dan menonton televisi adalah aktivitas sehari-hari Mia. Mia adalah anak bungsu dari dua bersaudara.

”Mia keluar rumah kalau ada teman yang menelepon mengajak bermain atau bermain di warnet (warung internet). Itu pun tidak setiap hari,” ujar Haris yang bekerja sebagai petugas keamanan.

Sifat pendiam itu membuat Mia tertutup untuk menceritakan tentang teman-teman ataupun kisah cintanya. Haris mengaku tidak mengenal teman-teman Mia. Apakah anaknya punya pacar atau tidak, dia tidak tahu.

Nurhasanah (52), ibu Mia, mengkhawatirkan kondisi putri bungsunya yang dari siang hingga sore belum juga pulang ke rumah. Karena itu, ia dan suaminya menelepon Mia untuk memintanya pulang. Namun, pada pukul 17.00 Mia mengirim pesan singkat kepada ibunya yang isinya memohon maaf atas kesalahannya selama ini.

”Pesan itu membuat saya cemas. Karena dari siang belum pulang juga, selepas isya ayahnya mencari Mia di sekitar Jalan Anggrek, tetapi tidak juga menemukan Mia,” ujar Nurhasanah. (NEL/A07/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hal-hal yang Belum Terungkap dalam Kasus Kematian Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha Tambang

Hal-hal yang Belum Terungkap dalam Kasus Kematian Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha Tambang

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com