Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Klaim Elektabilitas Jokowi Meningkat berkat Ahok

Kompas.com - 21/03/2014, 08:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi mengatakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki peran lebih besar dalam pembangunan Jakarta dibandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Menurut Sanusi, salah satu kelebihan yang dimiliki Basuki adalah managerial skill. Dengan kemampuan yang dimiliki, ia dapat mengubah sifat pegawai negeri sipil (PNS) dan memberi contoh kepada PNS agar bekerja secara disiplin dan tepat waktu.

"Lihat saja, Wagub kerja dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam. Berkat dia juga, elektabilitas Jokowi meningkat, padahal kebanyakan ide-ide terobosan program Jakarta kan dari Wagub," kata Sanusi kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Anggota Komisi D (pembangunan) itu mengatakan, jika dalam pemerintahan hanya mengandalkan aksi blusukan Jokowi, maka permasalahan tidak usai. Apalagi, kini Jokowi telah menyandang status sebagai bakal calon presiden 2014. Maka, Sanusi menengarai blusukan Jokowi kini tidak murni. Sebab, bisa saja digunakan untuk meraih simpati masyarakat Jakarta.

Ia melanjutkan, Basuki memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan dengan para pengusaha dalam pemberian corporate social responsibility (CSR). Berkat itu pula, unit-unit rusun terisi dengan barang furnitur dan penataan waduk serta taman semakin rapi.

Di samping itu, kata dia, Basuki juga telah berhasil membuat para PNS takut "bermain" dengan anggaran. Hal itu akan terus dilakukan Basuki selama lima tahun atau satu periode. Sebab, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memang menugaskan Basuki untuk membereskan birokrasi Jakarta selama lima tahun serta tidak mengintervensinya dalam berbagai kegiatan kampanye politik Partai Gerindra.

"Kalau Jokowi jadi presiden, berarti belum genap dua tahun pimpin Jakarta. Berarti dia cuma kasih roh baik saja, nanti PNS bakal balik lagi ke sifat awalnya," kata Sanusi.

Oleh karena itu, ia mengimbau Jokowi segera mundur dari jabatannya sebagai gubernur. Menurut Sanusi, meskipun Jokowi sebagai pejabat tinggi negara tidak perlu mengundurkan diri dari jabatannya, tetapi secara etika politik, hal itu tidak diperkenankan.

Dalam hal itu pula, Jokowi harus meniru sikap Basuki yang bersedia mundur dari jabatannya sebagai Bupati Belitung Timur untuk bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bangka Belitung. Saat itu, Basuki juga menerima kekalahannya.

Apabila Jokowi tidak mengundurkan diri, maka ia mengkhawatirkan terjadinya kevakuman di pemerintahan DKI Jakarta. Sanusi memprediksi tidak ada kebijakan yang dihasilkan selama rentang waktu April-Juni (masa pemilu). Sebab, di satu sisi, gubernur cuti untuk melaksanakan kampanye, sedangkan wakil gubernur tidak dapat mengambil kebijakan strategis karena hanya gubernur yang berhak.

Dengan status yang tidak jelas itu pula kemudian dapat membuat para PNS DKI dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bingung akan merekomendasi kebijakan ke mana.

"Mending lepasin badan dan lepasin baju, copot logo Jaya Raya (seragam dinas) dan bilang ke semua masyarakat kalau mau nyapres. Ini baru namanya kompetisi sehat, dan berani gambling (bertaruh) kalau kalah di pilpres, enggak jadi gubernur lagi. Pulangnya ke Solo, jangan ke Jakarta lagi," kata Sanusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com